Makassar, Gatra.com – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah akan menerapkan sejumlah langkah prioritas penanganan bencana banjir bandang di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin 13 Juli lalu.
“Kita tetap fokus mencari korban yang belum ditemukan. Tim SAR Gabungan terus berusaha mengevakuasi korban, selanjutnya kita pastikan logistik tersedia, makanan dan air bersih, kita juga harus segera pulihkan listrik dan jaringan telekomunikasi,” kata Gubernur ketika menemui pengungsi di lokasi bencana, Masamba Luwu Utara, Kamis (16/7).
Gubernur menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan bakal membangun hunian sementara (huntara) bagi warga yang terdampak banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara.
Nurdin menyebut adanya rencana untuk merelokasi warga yang terkena dampak banjir bandang berada di enam kecamatan yang saat ini warga masih trauma.
“Insya Allah dalam waktu dekat akan dibangun huntaranya agar segera digunakan. Saat ini sedang diinventarisasi semua, karena itu permintaan warga," katanya.
Selain itu, lanjut Nurdin pemerintah melalui kementerian PUPR juga merencanakan akan membangunkan rumah warga yang terkena dampak banjir bandang, khususnya bagi warga yang bermukim di bantaran sungai.
Gubernur menyebut Forkopimda Sulsel, akan terus memantau dan memberikan support serta bantuan kepada Pemkab Luwu Utara dan jajarannya, agar dapat konsentrasi menangani warga yang terdampak musibah, khususnya para pengungsi yang saat ini tersebar di sejumlah lokasi.
“Kita harus pastikan kebutuhan pokok mereka terpenuhi, sambil menunggu hunian sementara kita bangun,” katanya.
Nurdin menyebut bahwa Presiden Jokowi juga memberikan perhatian secara khusus terhadap bencana ini dengan meminta Menteri PU, Kepala BNPB serta pihak terkait lainnya untuk turun langsung ke lokasi bencana membantu proses pemulihan.
Adapun Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, berterimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian dukungannya akibat musibah banjir tersebut. Ia berharap Luwu Utara segera pulih.
"Kami akan bekerja dan menyiapkan lahan untuk reloksi yang ada di bantaran Sungai Masamba maupun Radda," ungkapnya.
Sebelumnya, banjir bandang menerjang Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Senin, (13/7) lalu. Dari data Badan Sar Nasional (Basarnas) Kota Makassar, hingga Kamis malam dilaporkan sudah 30 warga yang ditemukan meninggal dunia.
"Korban yang ditemukan meninggal dunia sudah 30 orang," kata Kepala Kantor Basarnas Makassar, Mustari, di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis, (16/7).
Mustari mengatakan tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang dinyatakan hilang. Dari data BPBD Luwu Utara, ada sebanyak 69 orang yang dinyatakan masih hilang sejak Senin, 13 Juli 2020. Sedangkan korban selamat sebanyak 1.542 orang.
Kepala BPBD Kabupaten Luwu Utara, Muslim Muchtar, untuk memperlancar pencarian korban, pihaknya melakukan pembersihan jalur, khususnya Jalan Trans Sulawesi agar distribusi logistik bisa dilakukan dengan maksimal.
Dikatakan bahwa saat ini ribuan pengungsi masih dievakuasi dan terbagi atas 39 posko yang sudah disiapkan.
Data Badan SAR Nasional (Basarnas) mencatat ada sebanyak 4.202 kepala keluarga terkena dampak di tiga kecamatan. Ratusan rumah warga juga rusak akibat terbawa arus air dan lumpur. Lebih dari 2.000 kendaraan roda dua dan roda empat rusak, dengan kerugian ditaksir mencapai miliaran rupiah.