Pekanbaru, Gatra.com - Ditengah persiapan menghadapi gelaran pilkada serentak 2020, Partai Gerindra Riau diterpa isu pencopotan Ketua DPD Partai Gerindra Riau, Nurzahedy Tanjung. Kabar pencopotan tersebut merupakan imbas polarisasi di internal Partai Gerindra Riau.
Menurut salah seorang sumber Gatra.com, pelengseran Nurzahedy akan dilakukan dalam waktu dekat. Sumber yang meminta namanya tak disebutkan itu, mengungkapkan pergantian tersebut turut disebabkan oleh capaian Partai Gerindra di ajang pemilu 2019.
"Dalam waktu dekat akan ada pergantian pimpinan Partai Gerindra Riau," jelasnya kepada Gatra.com, Kamis (16/7).
Asal tahu saja penunjukan Ketua DPD Partai Gerindra dilakukan melalui mekanisme penunjukan langsung oleh ketua umum partai, Prabowo Subianto. Adapun Nurzahedy merupakan Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Riau. Edy sendiri dipercaya Prabowo jadi Ketua Gerindra Riau pada tahun 2016.
Terkait kabar pencopotan tersebut, Gatra.com mencoba meminta keterangan pada Nurzahedy melalui aplikasi perpesanan. Namun, hingga berita ini ditulis yang bersangkutan belum memberikan jawaban.
Sementara itu Sekretaris DPD Gerindra Riau, Hardianto, menyebut pihaknya telah mendengar kabar pergantian Nurzahedy. Hanya saja kabar tersebut belum tentu benar, pasalnya kabar serupa juga menyeruak tahun-tahun sebelumnya. Oleh sebab itu Hardianto mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih menjadi pengurus Partai Gerindra Riau.
"Sampai hari ini surat keputusan (SK) masih kami pegang, tentu kami bekerja sebaik-baiknya dalam konteks menjalankan roda organisasi," ujar Hardianto.
Sambung Hardianto, manuver semacam itu bukan hal baru di ranah politik. Oleh sebab itu menurutnya isu tersebut tidak perlu direspon secara berlebihan.
"Jangankan pihak luar, orang dalam sekalipun dapat menusuk dari belakang. Nah, bagi kami, kami hormati itu, siapapun orang yang cinta dengan Gerindra, berhak memegang jabatan apapun di Gerindra," tukasnya.
Riak-riak Gerindra di Riau mulai terasa sejak tersingkirnya Marwan Yohanes sebagai Ketua Gerindra Riau tahun 2016 silam. Polarisasi internal kemudian makin menguat saat hajatan pemilu 2019,dimana sejumlah anggota DPRD Riau petahana gagal mempertahankan kurusinya. Beberapa kegagalan tersebut dipicu oleh ikut sertanya anggota Nurzahedy dalam kontestasi pemilu 2019 di Riau.