Home Gaya Hidup Aspenkup Ingin Populerkan Kue-Kue Tradisional Palembang

Aspenkup Ingin Populerkan Kue-Kue Tradisional Palembang

Palembang, Gatra.com – Asosiasi Pengusaha Kue Palembang (Aspenkup) menggelar ramah tamah, Kamis (16/7) pagi. Mereka berkeinginan kembali mempopulerkan beragam jenis kue-kue tradisional Palembang termasuk budaya menghidangkannya.

Ketua Aspenkup Palembang, Yus Elisa mengatakan ragam kue tradisional di Palembang sangat banyak namun beberapa jenisnya tidak lagi dikenal karena makin ditinggalkan, atau hanya dipertahankan oleh beberapa keluarga saja. Karena itu, dengan makin berkembangnya industri kuliner, maka kue-kue Palembang akan kembali dikenalkan kepada generasi muda. “Kami ingin kue-kue Palembang makin dikenal. Karena ragammnya banyak,” ujarnya usai acara.

Ragam kue tradisional ini juga akan bisa menjadi potensi ekonomi baru bagi masyarakat saat kondisi pandemi ini.

Yus mengakui saat hari raya Idul Fitri lalu, pesanan akan kue tradisional di tokonya masih ramai. Pesanan beberapa varian kue malah masih meningkat, karena masyarakat menikmati lebaran di rumah, atau dijadikan buah tangan bagi keluarga, teman atau saudara.

“Alhamdulilah, kue-kue Palembang sangat disukai. Permintaan kue-kue ini masih banyak, dan lebaran tempo hari sudah bisa tebus 2.000 loyang,” ungkapnya.

Hadir pada kegiatan ramah tamah ini, Wakil Walikota Fitrianti Agustida, unsur pariwisata, pengusaha kuliner, para UMKM kue dan makanan, perbankan, pelaku bisnis lainnya, serta tokoh budayawan Palembang.

Dikatakan Yus, Aspekup nantinya akan memperluaskan diri dengan merangkul pengusaha makanan lainnya serta para umkm lainnya. Sehingga nantinya, nama Aspenkum akan berganti menjadi Asosiasi UMKM kuliner Palembang. “Memperingati hari jadinya, kami juga mendapatkan saran guna menggandeng pelaku usaha kuliner lainnya, termasuk UMKM,” terang Ia.

Pada ramah tamah kali ini, sajian kue-kue tradisional disajikan secara kambang. Yakni sebuah tradisi menyajikan makanan dalam jumlah yang banyak dengan berbentuk segi empat. Pengajian segi empat ini juga dilengkapi dengan adat tradisional yaitu menempatkan gadis-gadis berbusana tradisional Palembang di bagian tengah kambang. Para gadis berfungsi memastikan seluruh makanan di lingkaran kambang tersedia cukup banyak bagi para tamu.

Budayawan Palembang, Ali Hanafiah menjelaskan tradisi Kambang ini ialah tradisi asli Palembang sejak jaman kesultanan. Tradisi ini terus dipertahankan sebagai bagian dari tradisi pernikahan masyarakat Palembang. “Kambang diartikan tempat orang berkumpul, saling bertemu, bercerita dan melakukan kegiatan sosial lainnya. Dahulunya, kambang hadir sebagai bagian aktivitas sosial untuk mandi, mencuci dan lainnya. Dengan bentuk segiempat ini, kambang akhirnya dikenalkan sebagai tradisi makan bersama, makan dalam jumlah besar,” terangnya.

Dalam tradisi pernikahannya, makan kambang biasanya digelar dengan memisahkan kaum laki-laki dan perempuan. Tradisi makan bersama ini bisa dilakukan pada pagi dan sore hari, dengan jumlah makanan yang banyak, baik berupa kue atau kudapan sedang lainnya.

471