Jakarta, Gatra.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, aliran modal asing kembali masuk ke Indonesia. Berdasarkan catatan BI, pada triwulan II-2020, terjadi aliran modal asing masuk atau net inflow sebesar US$10,2 miliar.
"BI memperkirakan aliran masuk modal asing kembali berlanjut. Meski pada akhir Juni 2020 sempat menurun akibat kenaikan ketidakpastian pasar uang global," kata Perry dalam konferensi press, di Jakarta, Kamis (16/7).
Perry menilai, prospek berlanjutnya aliran modal asing masuk itu dipengaruhi oleh besarnya likuiditas secara global. Hal ini sejalan dengan pelonggaran kebijakan moneter negara maju dan tingginya nilai tarik aset keuangan domestik, serta tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek perekonomian domestik.
Selain net inflow, posisi cadangan devisa (cadev) pada akhir Juni 2020 juga mengalami peningkatan menjadi US$131,7 miliar. Angka itu setara dengan pembiayaan 8,4 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
"Level cadev ini berada jauh diatas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor," ujarnya.
Perry menjelaskan, net inflow yang masuk, terutama paling besar terjadi pada Mei dan Juni, membuat nilai tukar rupiah secara point to point di triwulan II-2020 terapresiasi sebesar 14,42 persen. Mesk secara rata-rata masih mengalami depresiasi sebesar 4,53 persen, akibat rendahnya nilai tukar pada April lalu.
Adapun defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) triwulan II-2020 diperkirakan tetap rendah. Itu dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan, sejalan dengan penurunan impor akibat melemahnya permintaan domestik.
"Data sampai Juni 2020 menunjukkan neraca perdagangan triwulan II 2020 mencatat surplus US$2,9 miliar. Meningkat dari surplus triwulan sebelumnya sebesar US$2,6 miliar," kata Perry.