Jakarta, Gatra.com - Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko mengatakan bahwa Kebun Raya Bogor merupakan titik pijak dalam eksplorasi, riset, dan konservasi keragaman hayati di Indonesia.
Secara khusus ada lima kebun raya yang berada di bawah naungan LIPI, sementara itu ada 43 kebun raya daerah yang dikelola Pemda, dan LIPI sebagai pembinanya.
Handoko mengatakan bahwa kebun raya tersebut masuk ke dalam ranah pengembangan dan pemanfaatan melalui berbagai eksplorasi dan riset yang berupaya untuk meningkatkan kekayaan ekonomi negara berbasis pada kekayaan hayati dan mengedepankan bioindustri.
Setidaknya ada lebih dari 30 ribu spesies botani. Akan tetapi hanya sekitar 800 spesies yang baru bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan herbal, misalnya, seperti jamu.
"Kita kembangkan dan simpan spesimen fisiknya, lalu kita digitalkan rantai molekul, DNA, dan susunan protesinnya, baru kita ekstraksi dan mencari potensi untum dimanfaatkan untuk potensi tertentu," kata Handoko pada konferensi pers LIPI, Kamis (16/7).
Dengan demikian, Handoko melanjutkan, apa yang ada di Kebun Raya Bogor menjadi asal muasal aktivitas ini. Ini yang juga membuat posisi kebun raya sangat penting di Indonesia. Bagaimanapun, kekayaan hayati Indonesia terbesar nomor dua, di bawah Brasil. "Itu sebabnya LIPI fokus melakukan investasi dan riset untuk melakukan aktivitas ini," singkat Handoko.
Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, Hendrian, bahwa Kebun Raya Bogor merupakan awal mula serangkaian proses inovasi, konservasi dan riset. Indonesia, kata Hendrian, memiliki peran strategis secara global karena memiliki banyak living collection.
"Ada begitu banyak peluang dalam yang dimiliki oleh material hidup di kebun raya, dan untuk inovasi ke depan," kata Hendrian.
Di samping itu, ia juga mengungkapkan bahwa terdapat 152 jenis botani yang merupakan spesies terancam punah. 32 di antaranya dikategorikan sebagai krisis berbahaya (critically endangered), 44 jenis berbahaya (endangered), dan 72 jenis dikategorikan vulnerable.
Dengan demikian, riset tidak hanya berkaitan pada mencari potensi baru dengan berbagau eksplorasi, tetapi juga mempertahankan berbagai spesies yang terancam dengan langkah-langkah konservasi. "Artinya, kita tidak hanya berbicara kuantitas koleksi, di dalamnya ada berbagai jenis tumbuhan yang secara konservasi memiliki posisi sangat penting," kata Hendrian.
Jika tidak segera dilakukan, Hendrian melanjutkan, akan terjadi bencana nasional di Indonesia karena akan kehilangan banyak spesies tanaman.
Selama pandemi Covid-19, Kebun Raya Bogor ditutup untuk kegiatan publik. Namun, konservasi dan penelitian LIPI masih terus dijalankan. Di antaranya melakukan inspeksi koleksi, pemeliharaan bibit dan pemeliharaan kebun.
"Tidak seperti yang banyak yang disangkakan orang. Pada kenyataannya kita melakukan inspeksi yang regular terkait kelengkapan seluruh spesies," pungkas Hendrian.