Slawi, Gatra.com - Pandemi Covid-19 tak membuat angka kehamilan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, melonjak seperti yang terjadi di sejumlah daerah. Angka kehamilan justru menurun.
Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Begjo Utomo, mengatakan, angka kehamilan ibu sejak Januari hingga Mei tercatat 11.638 orang. Jumlah itu menurun 6,36% dari periode yang sama pada tahun lalu.
"Pada tahun lalu dari Januari hingga Mei, jumlah kehamilan ibu mencapai 12.429 orang. Data ini diperoleh dari laporan bulanan 29 puskesmas se-Kabupaten Tegal yang diinput lewat aplikasi Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (SIKIA)," kata Begjo, Rabu (15/7).
Begjo menduga menurunnya angka kehamilan di masa pandemi Covid-19 tersebut, salah satunya karena ada kekhawatiran terhadap risiko penularan Covid-19. Faktor lainnya, terus meningkatnya kesadaran masyarakat terkait pentingnya program Keluarga Berencana (KB).
Menurut Begjo, penyuluhan intensif dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana bersama Dinas Kesehatan melalui bidan desa untuk mengarahkan pasangan usia subur mengikuti Program KB dan merencanakan kehamilan bisa diterima baik di masyarakat.
"Selain ada kekhawatiran tertular Covid-19, kesadaran keluarga dalam merencanakan kehamilan sudah cukup baik. Terbukti, sekalipun ada anjuran pemerintah agar lebih banyak tinggal di rumah selama pandemi ini, tidak membuat angka kehamilan di Kabupaten Tegal melonjak seperti di daerah lain," ujar Begjo.
Begjo juga tidak menampik jika kekhawatiran terpapar Covid-19 menjadi pertimbangan pasangan suami-istri menunda punya anak sehingga bisa menghindari untuk datang ke fasilitas kesehatan.
Terkait kekhawatiran itu, Begjo menyatakan, pelayanan pemeriksaan kehamilan di puskesmas selama pandemi Covid-19 masih tetap berjalan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“Selama masa pandemi, kami masih terus melayani pemeriksaan kesehatan ibu hamil dan janinnya dengan mewajibkan penerapan protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, menggunakan baju lengan panjang, mencuci tangan sebelum masuk dan setelah keluar dari puskesmas,” ujarnya.
Salah satu warga Desa Kalisapu, Kecamatan Slawi, Linda (28), mengaku menunda kehamilan karena pertimbangan kesehatan dan keselamatannya serta keluarga.
"Ibu hamil memiliki risiko terkena Covid-19 lebih tinggi karena intensitas kunjungannya ke fasilitas kesehatan, seperti klinik dokter atau bidan, puskesmas, dan rumah sakit untuk memeriksakan kehamilan atau saat mau melahirkan," ujar ibu satu anak ini.