Karanganyar, Gatra.com - Badan usaha milik Pemkab Karanganyar dipastikan tidak memperoleh bantuan keuangan tambahan pada tahun ini, usai mendapat penyertaan modal di penetapan APBD 2020. Perusahaan tersebut dipercaya tetap bertahan meski di masa sulit.
Bupati Karanganyar Juliyatmono selaku pemilik modal pada BUMD memastikan perusahaannya, terutama yang bergerak di perbankan, menunjukkan performa bagus. Penyertaan modal ke BUMD dipastikan telah masuk ke rekening perusahaan-perusahaan itu tak lama setelah APBD 2020 ditetapkan. Ia menepis anggapan modal pengembangan bisnis itu dipangkas gegara refocusing anggaran untuk Covid-19.
"Justru anggaran untuk BUMD tidak dipangkas. Meski anggaran di OPD lain terkena refocusing," kata Juliyatmono kepada Gatra.com di ruang kerjanya, Rabu (15/7).
Ia mencontohkan laba Bank Jateng tergolong paling tinggi, dibanding BUMD lainnya. Setoran ke kas daerah pun membaik dari tahun ke tahun.
Sementara itu Kepala Bagian Perekonomian Zaenal Arifin mengatakan perbankan berstatus BUMD memegang komitmen mendorong geliat UMKM. Satu diantaranya merelaksasi kredit. Terkait penyertaan modal, bantuan keuangan untuk pengembangan bisnis disalurkan ke PT BPR BKK tasikmadu, Bank Jateng, PD BPR Bank Daerah Karanganyar, PUDAM Tirta Lawu, Apotek Sukowati dan PD Aneka Usaha.
"Perusahaan-perusahaan itu tetap berjalan usahanya. Sudah dikucuri modal semua. Memang performanya berlainan. Khusus di perbankan, nasabah bisa mengajukan relaksasi demi menggairahkan kembali UMKM," katanya.
Sementara itu Dirut Pudam Tirta Lawu Prihanto mengatakan penyertaan modalnya Rp 9 miliar telah disalurkan ke pembuatan sambungan baru bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ia mengaku meski tidak diberi tambahan bantuan keuangan dari Pemda, namun perusahaannya tetap mampu mengelola bisnis penjualan air bersih.
"Sampai sekarang masih aman. Tak dapat dipungkiri, semua BUMD memang butuh penyertaan modal," katanya.