Riyadh, Gatra.com – Seorang anak dari Arab Saudi berusia setengah tahun dilaporkan meninggal dunia karena alat swab yang digunakan staf medis patah di dalam rongga hidungnya, saat melakukan tes COVID-19 karena demam.
Paman dan wali sah anak itu, Mosaed al-Joufan, mengatakan kepada Al Arabiya bahwa anak tersebut tidak menderita penyakit kronis atau berbahaya.
“Anak itu hanya mengeluh demam pada Jumat malam dan kami membawanya ke Rumah Sakit Umum Shaqra bersama ibunya," katanya.
Dilaporkan Al Arabiya, rabu (15/7), setelah anak tersebut diperiksa oleh dokter, maka memutuskan untuk melakukan usap hidung, meskipun kesehatan anak tersebut masih baik dan hanya mengeluh suhu tinggi.
Pamannya mengatakan bahwa ketika menjalani tes swab, alatnya patah di dalam rongga hidung anak tersebut, sehingga dokter memutuskan untuk melakukan anestesi umum guna mengambil swab yang sudah rusak dari hidung anak.
"Sekitar pukul 1 dini hari, mereka memberi tahu saya bahwa operasi telah selesai dan dokter dapat mengambil swab," kata pamannya.
Al-Joufan menambahkan bahwa setelah keponakannya itu terbangun, ia meminta meminta perawat dan dokter spesialis memeriksa anak tersebut pasca operasi. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan statusnya setelah pengambilan alat swab diambil dan diyakinkan tidak ada perdarahan atau kesulitan bernapas.
“Perawat mengatakan bahwa dokter tidak ada dan meminta ibu tersebut untuk menunggu,” kata al-Joufan.
Pada jam 9 pagi, bocah itu pun kehilangan kesadaran, dan staf medis menemukan bahwa ia tidak bernapas sehingga melakukan CPR.
“Saya kemudian datang ke rumah sakit dan meminta dokter spesialis untuk datang. Dia melakukan X-ray yang menunjukkan bahwa penyumbatan saluran napas di salah satu paru-paru, menurut ahli radiologi," kata pamannya.
Al-Joufan mengatakan,"Ketika kondisi anak itu memburuk, saya meminta agar ia dipindahkan ke rumah sakit spesialis di Riyadh untuk menyelamatkan hidupnya. Permintaan itu disetujui lebih awal, tetapi kami duduk di rumah sakit menunggu ambulans yang tidak mencapai bagian darurat sampai satu jam kemudian. "
“Bahkan pada saat itu, mereka menunggu anak diangkut, tetapi dia tidak pernah dibawa ke rumah sakit di Riyadh karena dia sudah dinyatakan meninggal sebelum itu,” katanya.
Pamannya pun meminta dilakukan penyelidikan mengenai penyebab kematian anak tersebut dan meminta staf bekerja sesuai dengan prosedur yang ada.
"Saya menunggu hukuman dari orang yang bertanggung jawab atas kematian anak itu," kata al-Joufan.