Home Olahraga Bersiap untuk Pentas Dunia

Bersiap untuk Pentas Dunia

Presiden Jokowi menunjuk Menpora sebagai Ketua INAFOC dan mengawal gelaran Piala Dunia U-20. Perihal anggaran masih menunggu Keppres dan Inpres terbit. 


Nama Stadion Manahan di Surakarta, Jawa Tengah, telah ditetapkan oleh Federation of International Football Asociation (FIFA), bersama Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Stadion I Wayan Dipta di Gianyar, Bali, dan Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, untuk menjadi lokasi perhelatan Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2021 di Indonesia. Hal tersebut merujuk surat balasan FIFA pada pemerintah beberapa waktu lalu terkait pemilihan venue.

Sebagai persiapan menuju gelaran, sejauh ini Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta mengakui pihaknya hanya tinggal melakukan penataan lingkungan di kawasan sekitar stadion. Sedangkan untuk lapangan pendukung, nantinya semua akan ditangani langsung oleh pemerintah pusat, oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR).

Wali Kota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo, menuturkan ada lima lapangan pendukung yang harus disiapkan. Saat ini, dua lapangan yang sudah ditetapkan yakni Stadion Sriwedari dan Lapangan Kota Barat. Sedangkan tiga lapangan lainnya, ada beberapa kandidat. “Kami punya alternatif di Lapangan Banyuanyar, Lapangan Karangasem, dan Stadion UNS. Ini yang belum ditentukan,” kata Rudy saat ditemui Gatra di Balai Kota Surakarta, Senin lalu.

Ia membeberkan, untuk lapangan pendukung memang perlu ada beberapa perbaikan. Mulai pembenahan rumput, sesuai dengan kualitas di Stadion Manahan, hingga penyediaan ruang ganti untuk pemain di tiap lapangan. Berdasarkan data pengajuan anggaran sebelum datangnya pandemi Covid-19, dana untuk perbaikan lapangan pendukung mencapai Rp25 miliar. “Untuk perbaikan lapangan pendukung yang menangani Kementerian PUPR. Jadi detailnya di sana,” ucapnya.

Sedangkan pemkot Solo hanya dilimpahi penataan lingkungan di kawasan Stadion Manahan, yang memiliki kapasitas 20.000 penonton. Rencananya akan memindahkan para pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitar kawasan stadion. Penataan kawasan ini diperkirakan bakal membutuhkan dana sebesar Rp29 miliar. Nantinya, sumber dana yang akan digunakan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2021 mendatang.

Namun, sebelum penataan dijalankan, FIFA sudah mensyaratkan kawasan harus steril beberapa bulan sebelum pelaksanaan piala dunia. ”Ya kami manut rekomendasi dari FIFA saja,” katanya.

Persiapan ini dinilai Rudy penting, karena akan menyambut para penonton dari berbagai negara. Tentunya secara aspek ekonomi akan berdampak khususnya bagi Solo. Sebab para penonton dari berbagai negara pastinya akan menjadi wisatawan yang dapat menggerakkan ekonomi. “Pasti, secara ekonomi akan terdongkrak. Ya, semoga saja Covid-19 sudah berakhir. Saya yakin 2021 sudah selesai [pandemi Covid-19],” ucapnya.

***

Sementara itu, menjelang persiapan Piala Dunia U-20 yang semakin dekat, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, usai melakukan rapat terbatas dengan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu, memaparkan bahwa ia bersama Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, langsung menginventarisasi keperluan untuk piala dunia agar bisa segera diajukan. "Kami langsung menginventarisir beberapa hal, intinya bukan pemerintah sendiri, kita bersama-sama dengan semua unsur dan unsur utamanya adalah federasi dari PSSI," ujarnya saat dihubungi M. Guruh Nuary dari Gatra.

Menpora juga menjelaskan bahwa dirinya yang didapuk sebagai Ketua INAFOC (Indonesia FIFA U-20 World Cup 2021 Organizing Committee) nantinya akan menyusun kepengurusan dan anggaran setelah Keputusan Presiden (Keppres) dan Instruksi Presiden (Inpres) keluar. "Kita menunggu Keppres ya, sambil PSSI juga berkomunikasi dengan FIFA. Tetapi yang pasti saya sudah minta izin kepada Ketum PSSI bahwa salah satu wakil ketua umumnya akan kita ajak sama-sama di dalam kepanitiaan dan teman-teman PSSI lainnya juga," Menpora memaparkan.

Politisi Partai Golkar ini mengatakan bahwa nantinya hal tersebut akan didisikusikan dengan lintas kementerian dan lembaga. “Karena pada saat kita bidding itu juga ada government guarantee dari pemerintah yang ditandatangani oleh kementerian dan lembaga. Ini yang kita koordinasikan supaya semuanya tertampung di dalam Keppres maupun Inpres. Jadi Keppres itu untuk penyelenggaraan, kepanitiaan, dan Inpres untuk infrastruktur dan pembiayaan," tuturnya.

Meski belum tahu kapan Keppres dan Inpres akan turun, Menpora dengan pihak terkait sudah mulai mencicil hal-hal yang diperlukan untuk kepentingan persiapan piala dunia U-20 ini. Menurutnya, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya, misalnya yang terkait dengan penyelenggaraan. Sedangkan PSSI akan mempersiapkan Timnas, kemudian Menteri PUPR akan bertanggung jawabnya untuk infrastruktur.

Sejauh ini, Zainudin sudah memeriksa venue yang sudah diusulkan, seperti menilik Stadion Utama GBK. Adapun usulan baru ke FIFA, seperti Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, dan Stadion Jakabaring, Palembang adalah dua venue pengganti dari yang sebelumnya PSSI mengajukan Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, dan Stadion Pakansari, Bogor. Namun, apakah dua stadion tersebut diterima, masih menunggu keputusan FIFA.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI, Iwan Budianto menuturkan PSSI hampir dua hari sekali melakukan Zoom meeting dengan FIFA dan mereka telah memberikan catatan banyak tentang venue yang harus disiapkan. "Dalam situasi Covid-19 kita banyak diberikan kemudahan oleh FIFA. Setuju atau tidaknya FIFA tergantung kesiapan kita sekarang ini yang sedang ada revitalisasi perbaikan enam tempat (venue) itu. FIFA September akan memantau ini,” ia menjelaskan.

Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, menuturkan pihaknya dan Kemenpora masih menjalankan proses review terhadap anggaran untuk Piala Dunia U-20 yang akan menggunakan APBN. Karena itu, Iwan mengakui dirinya belum bisa mengatakan berapa anggaran yang diinginkan PSSI. "Pos-posnya jelas untuk pelatih, akomodasi tiket, uang saku, makan dan lainnya. Berapa pun yang dikasih oleh pemerintah federasi menerimanya," kata pria yang akrab disapa Iwan Bule ini kepda Wahyu Wachid Anshory dari Gatra.

Pengamat sepak bola Rais Adnan mengatakan, sinergi dengan pemerintah memang sangat diperlukan PSSI, apalagi terkait dengan pendanaan dan perbaikan infrastruktur yang memang dalam penyelenggaraan ini butuh biaya yang begitu besar. Namun, yang harus menjadi perhatian adalah PSSI dan Kemenpora harus mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat dan efektif, serta tidak memunculkan kontroversi.

Kemudian, enam stadion pertandingan yang telah dipilih PSSI memang tidak butuh banyak renovasi, namun infrastruktur lapangan latihan di sekitar stadion-stadion tersebut memerlukan perbaikan menyeluruh. Dari ketersediaan ruang ganti yang ideal, rumput lapangan berstandar internasional, hingga jalur transportasi yang mudah untuk dilewati. “Ini yang saya rasa akan memakan biaya cukup besar dalam perbaikannya,” katanya ketika dihubungi wartawan Gatra Erlina Fury Santika.

Terlepas bicara soal infrastruktur, persiapan Timnas bagi Rais juga perlu disoroti. Sebab, dalam beberapa tahu terakhir, di level junior bisa dibilang Indonesia mampu bersaing untuk tingkat Asia. Pada 2018, misalnya, timnas U-16 lolos hingga babak perempat final Piala Asia U-16. Kemudian pada tahun yang sama, timnas U-19 juga meraih prestasi serupa ketika menjadi tuan rumah Piala Asia U-19.

Khusus bagi timnas U-19, yang merupakan proyeksi untuk tim Piala Dunia U-20 tahun depan, menurut Rais, gelaran Piala Asia di Uzbekistan tahun ini bisa menjadi tolok ukur kemampuan tim. “Jika mereka mampu menembus semifinal, maka harapan untuk bisa setidaknya memenuhi target 16 besar di Piala Dunia U-20 rasanya bisa terwujud,” ia menambahkan.

Gandhi Achmad dan Novita Rahma (Solo)