Bandung, Gatra.com - PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) akhirnya menuntaskan pembebasan 8.000 bidang lahan dengan luas sekitar 6,3 juta hektare untuk pembangunan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
Direktur Utama PT KCIC, Chandra Dwiputra mengatakan, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung mulai dicetuskan pada tahun 2015. Kemudian, sekitar bulan April 2016 PT KCIC mulai melakukan proses pembebasan lahan untuk trase.
"Pertengahan Mei 2020, progres pembebasan lahan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah tuntas," ungkap Chandra, Selasa (14/7).
Capaian tersebut tentu tidak mudah, apalagi proyek kereta cepat ini berdiri tak hanya di lahan milik pribadi, namun juga memakai lahan fasilitas umum, seperti sekolah.
Meski demikian, saat ini sejumlah bangunan sekolah tersebut telah tuntas direlokasi dan dibangun kembali, dengan bangunan yang tak kalah lebih baik dari sebelumnya.
"Di area wilayah Bandung Raya, proses fasum telah dilakukan. Diantaranya relokasi SDN Tirtayasa di mana gedung baru telah diserahterimakan pada Senin (6/7) dan SMPN 1 Ngamprah yang saat ini sudah selesai dibangun," kata Chandra.
Chandra menjelaskan panjang trase kereta cepat Jakarta-Bandung sekitar 142,3 kilometer. Dengan panjang tersebut, terdapat empat stasiun pemberhentian atau transit oriented development (TOD) di Halim, Karawang, Walini dan Tegalluar.
Chandra menjelaskan, saat ini pengerjaan proyek KCJB sudah mencapai 53 persen dengan pencapaian dua konstruksi terowongan (tunnel) di wilayah Purwakarta. Dengan rampungnya dua tunnel itu, tercatat sudah ada tiga dari 13 tunnel proyek KCJB rampung dikerjakan.
"Dua tunnel tersebut adalah Tunnel 5 sepanjang 422 meter yang ditembus pada pertengahan Maret 2020 lalu dan Tunnel 3 sepanjang 735 meter pada akhir April 2020," pungkasnya.