Home Kebencanaan Kabupaten Sikka Masuk Zona Merah Demam Babi Afrika

Kabupaten Sikka Masuk Zona Merah Demam Babi Afrika

Sikka.Gatra.com - Kabupaten Sikka Provinsi NTT saat ini masuk zona merah kasus demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Sudah ribuan ekor babi milik warga dua pekan terakhir mati mendadak dengan gejalah penyakit ini.

“Kondisinya demikian. Sudah mendekati angka seribu ekor babi milik warga selama dua pekan ini mati dengan gejala penyakit ASF. Saat ini staf kami sementara mendata ditiap Desa,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sikka, drh. Maria Margaretha Siko, M.Sc ( 14/7).

Dia menyebutkan saat ini ada empat Kecamatan yang paling parah yakni Kecamatan Nita, Alok Barat, Alok dan Alok Timur. Khusus dari empat Kecamatan ini, seminggu belakangan tercatat 418 ekor babi mati dengan gejalah ASF ini. “Tercatat ada empat Kecamatan yang paling parah karena pandemi wabah African Swine Fever (ASF). Beberapa hari belakangan terdata 418 ekor babi mati dari empat wilayah ini,” jelas drh. Maria Margaretha Siko, M.Sc.

Hingga saat ini belum ada persediaan vaksin Anti ASF. Untuk itu antisipasi yang bisa dilakukan pihaknya adalah dengan menekan laju persebaran virus dan sterilisasi kandang ternak. “Vaksin virus ASF ini belum ada. Untuk sementara kami hanya mengedukasi masyarakat dengan menekan laju persebaran virus dan sterilisasi kandang ternakterkait masalah ASF ini ,” katanya.

Tim dari Balai Besar Veteriner Denpasar kata drh. Maria Margaretha Siko, M.Sc saat ini telah berada di Kabupaten Sikka untuk melakukan identifikasi terhadap kasus kematian babi di beberapa wilayah. “Tim dari Balai Besar Veteriner Denpasar saat ini sementara melakukan identifikasi terhadap kasus kematian babi di beberapa Kecamatan. yang terindikasi ASF. Sampel organ ini nantinya akan dikirim ke Bali untuk diteliti guna pengembangan vaksin ASF,” tandasnya.

Akibat kematian babi dalam jumlah besar ini, kerugian yang dialami para peternak di Kabupaten Sikka cukup besar, mencapai miliaran rupiah. “Jika diasumsikan harga jual 1 ekor rata rata Rp3 juta saja maka kerugian sudah mencapai miliaran. Ini data sementara yang tereport di kami,” jelasnya.

Dia tak menampik bahwa meski sudah ada surat edaran Bupati Sikka terkait upaya menekan laju persebaran virus ASF ini namun tidak diantisipasi pihaknya. “Bupati Sikka sudah mengeluarkan instruksi untuk melarang, memblokade agar babi dari luar tidak masuk Kabupaten Sikka. Petugas kami sudah laksanakan dan memang tidak ada babi yang masuk dari luar. Namun wabah sekarang berasal dari Kabupaten Sikka,” katanya.

216