Masamba, Gatra.com – Banjir bandang yang terjadi di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada Selasa Subuh (14/7) menyebabkan ratusan rumah rusak, warga mengungsi di sejumlah tempat dan dilaporkan dua warga meninggal dunia.
“Selain rumah, kantor rusak, warga yang mengungsi, juga ditemukan dua korban meninggal dunia karena hanyut dan jenazahnya sudah di Rumah Sakit Hikmah," kata Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Luwu Utara, Amiruddin, dikutip Antara, Selasa (14/7).
Selain dua warga yang meninggal dunia, beberapa diantara warga juga mengalami luka-luka dan sudah dievakuasi tim Basarnas dan relawan lainnya .
“Korban selain meninggal ada juga yang luka-luka, patah kaki," katanya.
Banjir bandang yang menyebabkan genangan lumpur di sejumlah titik lokasi diakibatkan curah hujan yang sangat tinggi sejak 12 Juli 2020 di wilayah kabupaten tersebut.
Pada Senin malam sekitar pukul 20.15 WITA, debit air di bantaran Sungai Masamba mulai naik dan sebagian pemukiman warga. Beberapa menit setelahnya, air mendadak surut sehingga beberapa warga yang rumahnya berada di sekitar bantaran sungai kembali membersihkan sampah yang masuk ke dalam rumah.
Sekitar satu jam, volume air kembali naik sekitar 4 meter yang kebetulan berada di dataran tinggi dan membawa material kayu serta lumpur. Warga yang tingga di sekitar bantaran sungai akhirnya terjebak di dalam rumahnya.
Dilaporkan warga yang meninggal bernama Gandi (35 tahun), pekerjaan pimpinan FIF Toraja, Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Kabupaten dan Askar alias Arkam, (35 tahun), Swasta, Dusun Pontaden Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba, Lutra.
Tim Basarnas juga melaporkan adanya tujuh orang yang masih dicari, merupakan warga Dusun Pontaden, Kelurahan Bone Tua, Kecamatan Masamba.
Akibat banjir kerugian materil masih didata. Puluhan rumah rusak akibat terbawa arus dan timbunan lumpur dari material banjir akibat Sungai Randda dan Masamba meluap.
Selain di di Kecamatan Masamba, banjir bandang juga menerjang Kecamatan Baebunta, Luwu Utara. Sungai Randda meluap mengakibatkan puluhan rumah warga dan tempat Ibadah terendam air dan bercampur lumpur serta pasir setinggi hampir dua meter.
Tim terpadu dari unsur BPBD, PNI, Basarnas, TNI-Polri, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan instansi terkait, masih terus mencari korban yang hilang dan melakukan penanganan pascabencana.