Jakarta, Gatra.com- Indonesian Medical Tourism Board (IMTB) menyebut beberapa klinik dan rumah sakit siap untuk memberikan pelayanan kelas dunia bagi masyarakat Indonesia dan dunia. “Kondisi pandemi COVID-19 ini seharusnya menjadi momentum bagi industri rumah sakit Indonesia untuk merebut kembali pasar domestik yang selama ini lari ke luar negeri," kata Direktur IMTB, Yudiyantho dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/7).
Beberapa RS tersebut, di antaranya adalah rumah sakit Jakarta Eye Center (JEC), Morula IVF, dan RS Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta. Lalu BIMC Siloam Nusa Dua, RSUP Sanglah Bali, serta Siloam Hospital Denpasar, beberapa Rumah Sakit Awal Bros, dan banyak lagi yang lainnya.
"Dengan adanya rumah sakit yang mutu dan pelayanannya sudah sama dengan negara maju, masyarakat sudah tidak perlu lagi berobat ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Singapura, atau Australia,” ujar Yudiyantho.
Yudiyantho mengatakan, berdasarkan data yang dirilis Indonesia Services Dialog (ISD), setiap tahun setidaknya orang Indonesia mengeluarkan uang Rp 100 triliun untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di luar negeri.
Menurutnya, masih dari survei yang sama, jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir. Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien.
“Artinya, potensi kehilangan devisa di bidang wisata medis (medical tourism) sangat besar, padahal Indonesia memiliki klinik-klinik dan rumah sakit dengan pelayanan Kesehatan dan teknologi yang tak kalah dengan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura," ungkap dia.
Untuk merebut momen tersebut, Yudiyantho mengatakan seluruh stakeholder wisata medis Indonesia harus bekerjasama untuk merebut pasar domestik dengan dengan tujuan yang sama.
Nah kunci merebut pasar domestik, menurutnya adalah edukasi dan promosi kepada masyarakat Indonesia. "Kita tunjukkan bahwa kualitas dan layanan kesehatan Indonesia sangat baik,” tegas Yudiyantho.