Tegal, Gatra.com - Penjualan seragam sekolah di Kota Tegal, Jawa Tengah menjelang tahun ajaran baru 2020/2021 menurun drastis. Penurunan disebabkan belum semua sekolah diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka pada 13 Juli 2020.
Pantauan Gatra.com Sabtu (11/7), sejumlah toko seragam dan peralatan sekolah di Jalan AR Hakim dan Jalan Kartini tampak sepi dari pembeli. Padahal tiap menjelang dimulainya tahun ajaran baru biasanya toko-toko tersebut ramai oleh orang tua yang akan membeli seragam sekolah untuk anaknya.
Ozi (45), pemilik toko NZ di Jalan Kartini mengatakan, tahun ajaran baru sekolah pada tahun ini berbeda dengan tahun ajaran baru sekolah pada tahun-tahun sebelumnya imbas pandemi Covid-19.
"Penjualan seragam sekolah menurun hampir 50 persen. Biasanya satu hari sebelum sekolah berangkat toko ramai, penuh. Sekarang sepi," kata Ozi, Sabtu (11/7).
Ozi mengungkapkan, pada tahun-tahun sebelumnya, dia biasanya bisa menjual 50 lusin seragam sekolah. Pada tahun ini, seragam sekolah yang terjual tak sampai 20 lusin. "Penurunannya drastis karena belum semua sekolah diizinkan masuk sama pemerintah," ujarnya.
Menurut Ozi, pembeli yang datang kebanyakan mencari seragam SMA. Di Kota Tegal Ozi menyebut sejumlah SMA diizinkan masuk sekolah seperti SMAN 2 dan SMKN 3. Selebihnya mencari seragam SMP.
"Untuk SD ada yang nyari juga tapi katanya belum boleh berangkat. Ada yang berangkat cuma tidak semua," ujarnya.
Di tengah merosotnya penjualan, Ozi mengatakan harga seragam sekolah yang dijual justru mengalami kenaikan. Dia mencontohkan seragam untuk SMA dan SMP harganya naik dari Rp47 ribu menjadi Rp50 ribu.
"Seragam SD naik jadi Rp38 ribu. Itu untuk bajunya, kalau celananya harga beda-beda tergantung ukuran. Yang jelas harga naik sedikit. Kenaikannya Rp2.000 sampai Rp3.000," ujarnya.
Sementara itu salah satu pembeli seragam SD, Dewi (37) mengatakan, anaknya yang baru masuk SD akan mulai bersekolah Senin (13/7). "Hari Senin sudah mulai masuk sampai dua minggu. Jadi memilih beli jadi. Kalau jahit waktunya lama," ujarnya.