Home Politik Dua Dinasti Politik Ikut Pilkada Serentak

Dua Dinasti Politik Ikut Pilkada Serentak

Pekanbaru,Gatra.com -  Pilkada Serentak di RIau diwarnai politik dinasti.  Di Kabupaten Pelawan, Adi Sukemi, anak Bupati Pelalawan, H.M Haris  maju di pilkada Pelalawan. Sedangkan di pilkada Indragiri Hulu (Inhu) , Rezita yang merupakan istri Bupati Inhu Yopi Ariyanto, juga ikut berkompetisi. Keduanya telah resmi mendapatkan dukungan dari Partai Golkar. 
 
Sebelumnya, pengamat politik, Ray Rangkuti, menyebut keterlibatan dinasti politik  pada pilkada 2020,merupakan salah satu pemicu berkurangnya partisipasi pemilih selain Covid-19. Ray mengatakan pilkada yang diikuti dinasti politik tertentu, cendrung akan tidak menarik dimata publik. 
 
"Itu termasuk hal yang membuat pemilih tidak menyalurkan hak pilihnya, lantaran sosok yang maju tersebut kiprahnya bisa diprediksi. Coba kalau sosok penantang yang maju terbilang wah, publik mungkin akan tertarik menggunakan hak suara," jelasnya. 
 
Ray mencontohkan pilkada DKI yang selalu menarik, lantaran tidak adanya dinasti politik. Pemilihan gubernur di ibukota RI itu pun diikuti figur-figur mumpuni, sehingga mampu menarik perhatian pemilih. 
 
"Jadi faktor figur itu sangat berpengaruh di pilkada. Masalahnya saat ini peserta pilkada belum mampu menyuguhkan daya tarik, yang bisa disebut wah," tekannya.
 
Ray menambahkan efek dari pilkada yang dimenangkan oleh kalangan dinasti politik, juga akan terlihat pada pemilu 2024. Lantaran besarnya peluang menang kalangan tersebut pada pemilu legislatif DPR RI. 
 
"Saat ini saja mungkin 1/3 anggota DPR RI berlatar dinasti. Ini tentu menutup peluang kandidat yang bisa saja punya kapabilitas, tapi terhalang maju lantaran corak kekuasaan politik dinasti didaerah," ujarnya
 
Sementara itu pengamat komunikasi politik dari Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, mengatakan menang tidaknya dinasti politik petahana pada pilkada 2020 juga akan ditentukan momen gelaran pilkada. 
 
"Mereka dimajukan oleh keluarganya tentu ada alasanya. Alasan utama tentu karena peluang menang petahana pada pilkada ditengah Covid-19 cukup besar. Situasi mungkin berubah jika pilkada digelar tahun depan," tukasnya Sabtu (11/7). 

 

 
Reporter: Febri Kurnia
 
 
 
1728