Jakarta, Gatra.com – Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menyebut penanganan pasien covid di Sulawesi Selatan dibagi di dua tempat, yakni untuk yang mengalami gejala dirawat di sejumlah rumah sakit, sementara yang tanpa gejala dirawat dan karantina di sejumlah hotel di Makassar dengan memberi makanan yang bergizi sehingga imunnya terjaga.
“Hingga saat ini jumlah peserta wisata covid sebanyak 3.138 orang dimana 2.359 sudah dinyatakan sembuh atau sehat,” kata Gubernur dalam rapat koordinasi bersama Panglima TNI dan Kapolri, di Gedung Balai Manunggal Jendral M. Yusuf, Makassar, Jumat (10/7).
“Kami meyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih atas dukungan penuh TNI - POLRI dalam penanganan covid di Sulawesi Selatan,” tambah Nurdin.
Nurdin menyebut program kegiatan tersebut untuk menjaga roda perekonomian masyarakat. Sebab, di awal pandemi hampir 163 hotel yang tutup akibat pengaruh pandemi COVID-19 ini. Hingga 9 Juli 2020, jumlah peserta yang masuk 3.138 peserta, jumlah sehat dan pulang 2.359 orang dan masih dirawat 779 orang.
“Jadi jumlah ini pasien yang sembuh mencapai 75 persen,” katanya.
Gubernur juga melaporkan bahwa Pemprov Sulsel terus melakukan tracing secara masif dengan meningkatkan kapasitas lab PCR dari 3 lab di awal dan saat ini menjadi 7 lab dengan kemampuan memeriksa 2.000 spesimen per hari.
“Minggu ini kita lakukan penambahan satu lab lagi, disamping itu Pemprov Sulsel saat ini juga menyediakan gerai Rapid Test secara gratis yang setiap harinya kita siapkan 500 kuota rapid test kit,” katanya.
"Insya Allah, minggu ini akan ada tambahan satu lab lagi," tambahnya.
Dengan penambahan laboratorium ini lanjut Nurdin, tentu akan terjadi penambahan kasus karena kapasitas pemeriksaan yang bertambah besar. Dan, sampai saat ini sudah melakukan testing sebanyak 53.258 spesimen.
Nurdin juga menyebut bahwa pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar tetap patuh melaksanakan protokol kesehatan, memakai masker, jaga jarak dan rajin cuci tangan.
“Berbagai upaya terus dilakukan oleh Tim Gugus Tugas, bukan hanya pendekatan medis untuk penanganan pasien COVID-19 tetapi juga pendekatan psikologis sebagai upaya pencegahan,” katanya.
Langkah itu menurut Nurdin penting karena jumlah tenaga medis dan infrastruktur kesehatan yang dimiliki pemerintah terbatas, khususnya diluar kota Makassar. Keseimbangan langkah medis dan psikologis perlu dilakukan secara beriringan.
Gubernur menjelaskan adanya duta COVID-19 ini digagas oleh Satgas Sulsel dengan membangun sinergi antara kabupaten dan kota, di hampir 24 kabupaten dan kota pasiennya dirujuk ke Makassar.
Progresnya bahwa angka kematian terjadi penurunan, dengan persentase Case Fatality Rate di Sulsel yaitu 3,4 persen, lebih rendah dari presentase Nasional yaitu 5,15 persen.
Gubernur menyebut capaian itu atas dukungan TNI-Polri yang terus melakukan edukasi ke masyarakat. Termasuk misalnya pada masyarakat yang melakukan pengambilan paksa jenazah.
Adapun Panglima TNI, Hadi Tjahjanto mengapresiasi penanganan COVID-19 Sulsel, khususnya pada inovasi karantina pasien positif dalam bentuk Duta Rekreasi COVID-19.
"Inovasi yang dilakukan Bapak Gubernur untuk melaksanakan bentuk Duta Rekreasi COVID-19 dan sudah banyak yang sembuh. Ini sebagai duta untuk memberikan edukasi maupun sosialisasi pada seluruh masyarakat," ujarnya.
Diharapkan masyarakat akan sadar dan disiplin terhadap pentingnya protokol kesehatan diterapkan.
Sedangkan Kapolri Jenderal Pol Idham Azis menyebutkan bahwa pemerintah daerah hadir untuk memberikan kepastian melalui inovasi program.
Kapolri menjelaskan bahwa Polda Sulsel dalam memutus mata rantai penyebaran COVID-19 atau virus corona hadir dengan program ‘Balla Ewako’ yang merupakan
program unggulan.
Polri kata Kapolri siap mendukung program penanganan COVID-19 di Sulsel.
"Polri siap memberikan bantuan jika membutuhkan bantuan personil atau peralatan," katanya.