Semarang, Gatra.com - Namanya mentereng Van Deventer School! Namun, masa keren sekolah yang disebut juga SMA Ibu Kartini Kota Semarang itu telah lewat. Tidak menerima siswa pada masa pendaftaran siswa baru tahun ini. Sekolah itu bangkrut dan akan tutup.
Halaman dipenuhi oleh rumput liar, piala-piala yang berdebu, tiang-tiang khas bangunan Belanda yang kokoh, dan ruangan-ruangan besar yang kosong seakan merindukan jejak tawa riang anak-anak sekolah.
Kepala SMA Ibu Kartini, Soekrismanto mengatakan dalam tahun ajaran baru kali ini, pihaknya tidak lagi membuka pendaftaran akibat sepinya animo masyarakat sejak beberapa tahun silam. "Sejak beberapa tahun tahun terakhir jumlah pendaftar terus berkurang. Saat ini hanya tersisa 3 kelas saja dengan total 45 murid," ungkapnya, Jumat (10/7).
Padahal, katanya, dalam masa kejayaannya, SMA Kartini mampu membuka 15 kelas sekaligus. Beberapa kelas yang dulunya difungsikan sebagai asrama bahkan harus dirubah total menjadi kelas. "Waktu lagi jaya-jayanya kami bisa membuka 15 kelas, bahkan sampai menolak murid. Tapi sekarang kondisinya telah jauh berbeda," kenangnya.
Menurutnya, sistem zonasi dalam pelaksanaan PPDB juga tidak tepat. Sebab, ada beberapa kasus yang membuat calon siswa SMA swasta harus ditarik secara tiba-tiba ke sekolah negeri. "Tahun kemarin terjadi disni, ada dua siswa yang sudah keterima, sudah
bayar, eh karena ada kesalahan tiba-tiba malah keterima di negeri, padahal sebelumnya orang tuanya bilang ndak keterima," jelasnya.
Untuk itu, saat ini SMA Kartini hanya fokus meluluskan 45 muridnya dalam tahun ajaran berikutnya. "Nunggu yang sekarang naik ke kelas 11 dan 12, lulus dulu baru kita akan buka pendaftaran," ucapnya.
Soekrismanto bahkan berseloroh, jika saat ini bangunan sekolah lebih banyak ditempati oleh makhluk halus ketimbang manusia. "Kalau mau melihat yang begituan (penampakan) paling banyak ada di pinggir lapangan, dekat pohon sawo," tantangnya.
Untuk mengembalikan kejayaannya, yayasan yang menaungi SMA Ibu Kartini bakal merombak sekolah ini menjadi Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. "Kami berencana mengubah SMA Ibu Kartini menjadi SMK, sedang dalam tahap pengujian," paparnya.