Jakarta, Gatra.com - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) resmi mengumumkan dan menetapkan Proposal Pendanaan Program Konsorsium Riset dan Inovasi untuk Percepatan Penanganan Covid-19 tahap 2.
Diumumkan oleh Sekertaris Utama Kemenristek/BRIN, Mego Pinandito, sebanyak 139 proposal berhasil lolos program pendanaan berdasarkan 5 klasifikasi riset dan berasal dari 55 lembaga.
Mego menyebut pada tahap kedua ini terjadi peningkatan drastis dari tahapan pertama, berdasarkan jumlah proposal yang masuk ke pihak konsorsium. Jika di tahap pertama sebanyak 189 usulan proposal masuk, sedangkan di tahapan kedua masuk sebanyak 903 judul, dan 139 diantaranya telah lolos berdasarkan hasil review yang dilakukan 33 reviewer yang bersertifikat internasional.
"Dari jumlah usulan ini bisa terlihat betapa sebetulnya keinginan untuk melakukan riset dan menghasilkan inovasi ke depan ini sangat penting dan memiliki tingkat pemintaan yang sangat tinggi," kata Mego saat telekonferensi daring, di Jakarta, Jumat (10/7).
Menristek/Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro mengatakan pada program tahap kedua ini diharapkan riset dan inovasi yang menjadi usulan bisa dilanjutkan pada sebuah tahapan yang lebih konkrit. Artinya, diharapkan dari riset dan inovasi tersebut bisa muncul prototipe atau bahkan bisa menjadi produk yang bermanfaat di masyarakat.
"Jadi, dari tahapan pertama kemarin juga sudah menghasilkan begitu banyak produk. Misal, rapid tes kit. Rapid tes ini juga merupakan suatu simbol, bahwa kegiatan litbangjirap terkait Covid-19 dengan waktu yang singkat ini bisa dilakukan," ujar Bambang.
Menurutnya kolaborasi dan sinergi dalam litbang jirap atau dalam penelitian adalah sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Bukan hanya didorong situasi yang tengah dalam kondisi emergency, tapi kolaborasi dan sinergi adalah pola pengembangan riset di masa depan.
"Makanya kita perlu melakukan dorongan kepada semua pakar atau ahli yang ada di lingkungan kita, terutama di Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 yang sangat tidak mudah ini. Mau tidak mau, harus ada kolaborasi antar semua ahli yang lintas bidang yang tidak lagi menjadi eksklusivitas 1 atau 2 bidang, tapi merupakan hasil kerja sama banyak bidang multi stakeholder," bebernya.
Bambang juga mengharapkan dengan momentum konsorsium riset untuk penanganan percepatan Covid-19 ini dapat menjadi pemicu bagi setiap kalangan untuk menjadikan sektor riset dan inovasi dalam negeri menjadi naik kelas.
"Naik kelas dalam artian dari tadinya mungkin tidak terlalu diperhatikan oleh masyarakat, naik kelas menjadi sesuatu yang memang dibutuhkan oleh masyarakat dan menjadi kebanggaan dari kita semua sebagai bangsa Indonesia," katanya.