Home Kesehatan PSBB Longgar, Waspada OTG

PSBB Longgar, Waspada OTG

Jakarta, Gatra.com- Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperlonggar, orang tanpa gejala (OTG) harus diwaspadai. Sebab banyak orang termasuk OTG yang juga sama-sama beraktivitas ini sebenernya positif Covid-19 namun tanpa gejala dan tak diketahui.

"Justru saat ini, yang mengkhawatirkan itu yang OTG yang saat ini sedang banyak. Di sinilah pentingnya menjaga daya tahan tubuh secara optimal," kata Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR (Cand) dr.  Inggrid Tania, M.Si. dalam Diskusi Online IMBOOST "Menyiapkan Kehidupan New Normal dengan Meningkatkan Daya Tahan Tubuh" di Jakarta, Kamis (9/7).

Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan seperti cuci tangan, memakai masker dan sebagainya juga wajib dilakukan. Sedangkan dalam hal imunitas tubuh, menurutnya konsumsi suplemen immunomodulator menjadi penting.

Immununomodulator adalah zat atau substansi yang dapat mempengaruhi sistem imun. Artinya, sistem tubuh diaktivasi dan dimodulasi. 

Sebagai informasi, immunomodulator terbagi dua, yakni immunosupresan yang berefek menekan. Serta immunostimulan, sebagai imun booster yang berefek meningkatkan respon imun.

"Saya menganjurkan, di masa new normal justru tetap perlu mengonsumsi suplemen immunomodulator. Walaupun new normal, kita tetap beraktivitas, tingkat stress tinggi baik stress fisik maupun stress mental," ungkap Inggrid.

Lalu dengan kondisi tersebut, lanjut dia, ketika berada di luar rumah pun semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular Covid-19 makin tinggi.

Nah immunomodulator bisa dari subtansi natural seperti tanaman herbal Echinacea. Atau dari sitentik, misalnya vitamin C dan vitamin D."Kalau ingin mendapatkan perlindungan imun yang maksimal atau komplet, kita perlu mengonsumsi keduanya," ungkap Inggrid.

Inggrid menjelaskan, immunomodulator bersifat immuno stimulan kuat atau imun booster kuat, bisa di konsumsi setiap harinya antara 8 minggu sampai 16 minggu. "Biasanya, jeda dua minggu sudah cukup. Setelah itu, kita bisa konsumsi kembali suplemen immunomodulator itu," ungkapnya.

Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya efek samping, seperti imuno supresan. "Meskipun sebenarnya belum ada bukti-bukti kuat bisa memicu itu. Ini azas kehati-hatian saja," ujarnya.

VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health, DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si menambahkan, immunomodulator yang baik adalah mengandung ekstrak Echinacea pupurea dan zinc picolinate. Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi atau mengatur sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. 
 
"Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh," ungkap Raphael.

 

121