Tanjungpinang, Gatra.com - Kantor Karantina Pertanian Tanjungpinang melakukan supervisi sistem biosekuriti di PT ITS yang bergerak di bidang agrobisnis berburu babi di Pulau Bulan, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (8/7).
Kepala Kantor Karantina Pertanian Raden Nurcahyo Nugroho mengatakan, PT ITS telah menerapkan sistem yang diperbaharui, namun aspek evaluasi dan pemantauan kepatuhan terhadap pemenuhan biosekuriti harus segera dibangun.
"PT ITS harus mewaspadai pengiriman pakan, peralatan juga kendaraan yang dikirim dari negara H1N1 G4. Disiplin menerapkan sistem biosekuriti menjadi kunci untuk memperbaiki H1N1 G4, ASF, serta penyakit babi lainnya," katanya kepada Gatra.com, di Tanjungpinang.
Karantina Pertanian sangat peduli dengan kesehatan dan keamanan pertanian, keberlangsungan pertanian dalam jangka panjang harus dipertahankan.
"Bersama kita cegah masuk dan tersebarnya HPHK / OPTK dengan selalu melaporkan setiap lalulintas pertanian," kata Raden.
Ia pun mengumumkan telah melakukan peningkatan ekspor pada tahun 2019 - 2020 oleh PT NYA.
Pada semester pertama ini, telah diekspor 167,579 ekor, sementara pada periode yang sama di tahun 2019 hanya dapat terbang 150,676 ekor saja atau meningkat sebesar 11,22 persen.
"Hampir setiap hari kami memfasilitasi ekspor hewan ini ke Singapura," kata Raden.
Menurutnya, pemeriksaan yang disetujui untuk memeriksa kesehatan dan keamanannya sebelum diterbitkannya Sertifikat Kesehatan Hewan dan diberangkatkan melalui pelabuhan Jeti Baru Pulau Bulan.
Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menyebutkan ekspor akselerasi yang dibangun dengan meningkatkan sinergisitas. Baik jajaran regulator di pusat hingga daerah juga dengan pelaku usaha.
Harapannya, target tiga kali lipat ekspor produk pertanian, Gratieks yang digagas Menteri Pertanian dapat diperdagangkan dan dapat hadir menjadi penopang ekonomi.
Jika mengutip Barantan, fasilitator pertanian juga terus melakukan adaptasi terhadap lalu lintas produk pertanian, ekspor baik, impor atau antar daerah.
Ia pun menggunakan teknologi informasi dalam layanan perkarantinaan. Antara lain, PPKONLINE, IQFAST dan E-billing yang merupakan layanan inovasi yang telah diterapkan dalam proses bisnis perkarantinaan.
"Dengan semakin efektifnya layanan, diharapkan jadi pengungkit daya saing produk ekspor kita di pasar global," katanya.
Sementara itu, Manajemen PT ITS, Toni setuju dan berterima kasih kepada pihak Karantina Pertanian Tanjungpinang atas konsernnya dalam melakukan pendampingan terkait virus flu babi G4 H1N1.
“Sinergritas ini tentu sangat membantu dalam pengawasan dan memulihkan virus babi,” ujarnya.