Semarang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik, pada Juni 2020 Jawa Tengah mencatat inflasi sebesar 0,20% (mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi yang terjadi pada Mei sebesar 0,07% (mtm).
Menigkatnya tekanan inflasi tersebut, sejalan dengan perkiraan Bank Indonesia sebelumnya. Dengan perkembangan ini, inflasi tahunan Jawa Tengah mencapai 2,48% (yoy), masih lebih tinggi dibanding dengan inflasi nasional yang tercatat 1,96% (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan, inflasi yang terjadi di Jawa Tengah pada bulan Juni 2020 didorong oleh meningkatnya harga bahan makanan.
“Kelompok barang dan jasa yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya inflasi yaitu kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang mencatatkan inflasi sebesar 0,59% (mtm),” katanya di Semarang, Rabu (8/7).
Lebih lanjut, terjadinya inflasi juga didorong oleh meningkatnya indeks harga pada kelompok barang dan jasa perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga (0,26%;mtm), kelompok barang dan jasa penyediaan makanan dan minuman (0,22%;mtm), dan kelompok transportasi (0,13%;mtm).
Peningkatan laju inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama bersumber dari sub-kelompok makanan. Inflasi pada sub-kelompok ini tercatat sebesar 0,70% (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm).
“Sumber peningkatan laju inflasi adalah naiknya harga pada dua komoditas utama, yaitu: telur ayam ras dan daging ayam ras. Peningkatan harga telur ayam ras dan daging ayam ras yang sudah terjadi sejak bulan lalu berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi pada bulan ini,” ujarnya.
Kemudian faktor utama yang menyebabkan peningkatan harga pada kedua komoditas ini adalah kenaikan harga pakan ayam seiring naiknya harga jagung sebagai bahan baku utama pakan.
“Faktor berikutnya adalah menurunya pasokan day old chicken (DOC) dari supplier kepada peternak ayam ras,” ujarnya