Home Milenial Komunitas NIKS, Sarana Pertemanan Ribuan Pekerja Migran

Komunitas NIKS, Sarana Pertemanan Ribuan Pekerja Migran

Jakarta, Gatra.com - Apa yang terlintas di benak Anda ketika melihat megahnya gedung pencakar langit dan kemajuan kota saat berkunjung ke luar negeri?. Banyak jawaban yang diberikan. Mulai dari perkembangan ekonomi, terobosan dan inovasi. Namun kerap luput dari perhatian, kemajuan itu tidak lepas dari kontribusi pekerja migran asal Indonesia, yang berjuang mencari pundi-pundi pendapatan untuk menyejahterakan keluarga mereka di tanah air.

Bekerja ribuan kilometer membuat pekerja migran memendam rindu pada keluarga dan kerabatnya di kampung halaman. Keterbatasan waktu libur dan dana, ditambah lagi kebijakan lockdown di sejumlah negara akibat pandemi, kian menambah rasa sepi dan cemas. Untuk tetap terhubung dengan teman dari Indonesia, banyak pekerja migran yang memanfaatkan grup Facebook untuk mencari tahu keadaan terkini dari orang-orang terdekat mereka sembari berbagi informasi dan candaan.

Salah satu komunitas pekerja migran Indonesia yang juga bagian dari Facebook Community Learning Labs adalah Negeri Impian Korea Selatan (NIKS). Menurut salah seorang admin NIKS, Totok Mujiantoro, para anggota grup saling berinteraksi, mencari hiburan, dan berbagi dukungan satu sama lain. Totok sendiri juga pekerja migran yang bekerja di Malaysia hampir 9 tahun lamanya.

“Kebanyakan kalau kerja di luar itu kan dua belas jam rata-rata untuk kerja pabrik. Kalau pekerja rumah tangga itu bahkan bisa lebih dari dua belas jam. Dia selesai, baru istirahat. Jadi, kita melepas rasa lelah itu lewat Facebook buat bertemu secara online dan bergurau dengan teman-teman,” ujar Totok dalam keterangan yang diterima Gatra.com, Rabu (8/7).

Dalam mengelola grup, Totok tidak sendiri. Ia dibantu oleh empat (4) admin lainnya yakni: Nindi Sari (Hong Kong), Trismiani Konan (Indonesia), Dian Tara Bintang (Korea Selatan), dan Ais Sekiya.

Pada awalnya, grup dibuat khusus bagi para pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Korea Selatan. Seiring berjalannya waktu, grup kian ramai diikuti oleh pekerja migran asal Indonesia dan juga berbagai negara di luar Korea Selatan dengan jumlah anggota terkini mencapai 840.000 lebih. Kebanyakan anggota grup berbasis di Hong Kong, Taiwan, Malaysia, dan Korea Selatan.

Selama hampir lima tahun berdiri, grup NIKS telah menjadi sarana bagi para anggota untuk menambah jaringan pertemanan. Tak sedikit pula dari anggota yang menjalin hubungan hingga berakhir di pelaminan. “Sudah banyak yang menikah dapat pasangan dari NIKS. Kita memang jauh kan, sambil cari jodohlah rupanya,” ujar Totok sembari tertawa.

Adapun informasi yang sehari-hari dibagikan dalam grup bermacam-macam. Mulai dari postingan guyonan, diskusi terkait topik tertentu, hingga kabar terkini dari setiap anggota. Grup menjadi wadah bagi peserta untuk saling berukar informasi tentang kondisi di kampung halaman dan negara-negara lain yang menerapkan lockdown.

“Pas masuk masa lockdown ini memang mengkhawatirkan, sebab kita kan tidak boleh cuti. Sekarang pun tidak boleh keluar masuk negara,” ungkap Totok. Informasi yang dibagi di grup menurutnya sangat membantu bagi peserta grup sekaligus berbagi simpati dan empati satu sama lain.

“Dari situ teman-teman biasanya berbagi update jika ada yang terkena musibah, sakit, atau butuh bantuan. Saling menguatkan dan membantu”. Totok juga menyampaikan beberapa permasalahan yang kerap dialami oleh anggota di dalam grup di antaranya kontrak kerja, agen penyalur yang bermasalah, dan perlakuan majikan yang tidak baik. “Sampai saat ini masih banyak asisten rumah tangga (ART) yang mendapat perlakuan tidak baik dari majikan. Ada yang tahan dan ada yang tidak sampai akhirnya kabur,” ujarnya.

Oleh karenanya, tak jarang para anggota memanfaatkan grup Facebook Negeri Impian Korea Selatan sebagai wadah untuk mencari rekan sesama pekerja migran yang sudah lama tidak pulang, dan tidak ada kabar sama sekali. Bentuk dukungan lain yang diberikan kepada anggota, sambung Totok, yakni mengumpulkan donasi bila ada yang sakit atau terkena musibah.

665