Home Politik Amien Rais Tak Setuju Anaknya Jadi Menteri Jokowi

Amien Rais Tak Setuju Anaknya Jadi Menteri Jokowi

Yogyakarta, Gatra.com - Politikus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais disebut tak setuju jika anaknya, Mumtaz Rais, masuk kabinet pemerintahan Joko Widodo. Perbedaan pandangan soal pencalonan menteri dan kepala daerah menjadi buntut perpecahan PAN.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Daerah Istimewa Yogyakarta Nazaruddin menyebut digadang-gadangnya Mumtaz sebagai calon menteri dari PAN tak terkait dengan Amien.

"Perbedaan utama Pak Amien dengan DPP yang dipimpin Zulhas adalah Pak Amien tidak setuju PAN menjadi bagian dari rezim,"ujar Nazaruddin saat dihubungi Gatra.com, Rabu (8/7).

Mumtaz saat ini menjabat sebagai Ketua DPP PAN yang dipimpin Ketua Umum Zulkifli Hasan atau Zulhas. Sejak munas PAN, Zulhas dan Amien bersimpang jalan dan membuat PAN pecah.

Zulhas dan pendukungnya cenderung ingin masuk pemerintahan Jokowi. Beberapa kader PAN bahkan diusulkan masuk kabinet, termasuk Mumtaz. Mumtaz sebelumnya menyatakan diri akan maju di pemilihan Bupati Sleman tapi belakangan mundur.

Menurut Nazaruddin, Amien juga tak pernah mendorong Mumtaz menjadi calon bupati Sleman.

"Jadi soal mundurnya yang bersangkutan (Mumtaz) sebagai calon itu menjadi hak yang bersangkutan dan tidak ada kaitannya dengan Pak Amien," kata dia.

Dengan demikian, Nazaruddin menjelaskan bahwa langkah politik Mumtaz di tingkat nasional dan daerah tak berhubungan dengan ayahnya. "Posisi Mumtaz saat ini sebagai salah satu ketua di DPP, posisi yang politik yang berbeda dengan Pak Amien," ujarnya.

Namun Nazaruddin mengakui perpecahan di elit PAN berpengaruh pada pilkada, seperti Gunungkidul, DIY. Kader PAN, Wakil Bupati Gunungkidul dua periode, Immawan Wahyudi, tak mendapat tiket untuk maju pilkada di Gunungkidul.

PAN turut mengusung pasangan Rektor UNY Sutrisna Wibawa dan Ketua PAN Bantul Ardi Widanto.

"Sikap politik partai memang memberi kesempatan kepada Pak Immawan sebagai inkamben dan kader partai untuk maju sebagai bupati," tutur Nazaruddin.

Namun, kata dia, ada masalah dalam membangun koalisi dengan partai lain. "Di tengah problem itu kemudian, saudara Ardi yang sudah mendapat rekomendasi untuk Pilkada Bantul, tiba-tiba muncul untuk diusulkan berpasangan dengan Pak Rektor (Sutrisna)," ujarnya.

Menurut dia, Sutrisna sebelumnya menjadi salah satu calon yang dijaring DPD PAN Gunungkidul. "Proses selanjutnya diputuskan DPP. Sampai sekarang saya tidak pernah mendapat tembusan dari DPP," katanya.


 

Reporter: Arief Koes Hernawan