Cilacap, Gatra.com – Asosiasi Perajin Oleh-Oleh (ASPO) Jawa Tengah mendorong pemerintah untuk memfasilitasi pembentukan toko berjaringan berbasis koperasi dan Usaha Miko Kecil Menengah (UMKM). Ini dilakukan untuk mempercepat pemulihan geliat ekonomi menjelang new normal.
Ketua Asosiasi Perajin Oleh-Oleh (ASPO) Jawa Tengah, Ratiman mengatakan saat ini sebagian besar UKM belum beraktivitas. Kalau pun sudah ada yang memulai kegiatannya, aktivitas UKM belum normal. Sebab, jaringan pemasaran yang sudah terbangun terganggu pandemi Covid-19. “Sampai sekarang itu toko-toko masih tutup. Kita mau produksi juga percuma, karena jaringan pemasarannya tidak ada,” katanya, Rabu (8/7).
Menurut Ratiman, mengevaluasi pandemi Covid-19, satu-satunya sistem pemasaran yang kuat bertahan adalah waralaba atau toko berjaringan. Karenanya, pemerintah diminta untuk mengadopsi konsep waralaba tersebut, namu berbasis koperasi dan UKM. “Koperasi itu jadi kepemilikannya bersama. Basis UMKM bahwa jaringan toko tersebut diperuntukkan bagi pelaku UMKM,” ucapnya.
Menurut dia, konsep waralaba berbasis koperasi dan UKM itu diterapkan di Jerman. Konsep itu terbukti bisa cepat memulihkan usaha masyarakat usai dihantam krisis. Sementara, Indonesia juga memiliki regulasi soal koperasi.
Yang kini diperlukan hanya inisiasi konsep dari pemerintah, agar pelaku UKM semakin cepat berkembang atau dalam konteks kekinian bisa pulih pascapandemi Covid-19. Dia menegaskan, inisiatif mendorong koperasi hanya bisa dilakukan oleh pemerintah dengan regulasi-regulasi pendukungnya. “UKM sudah jadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Sekarang tinggal revitalisasi koperasinya saja. Tapi yang bisa melakukan itu pemerintah, karena ini kerja yang berat,” tandasnya.
Dia menambahkan, pembentukan pasar berjaringan dengan mengadopsi sistem waralaba bisa dimulai dari skala terkecil, misalnya kabupaten. Lebih efektif jika waralaba itu mancakup sebuah kawasan regional, setingkat provinsi.