Lombok Barat, Gatra.com- Tingkat kehadiran dan apel pagi Aparatur Sipil Negara (AN) di Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat (NTB) berdasarkan evaluasi yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKDPSDM) Lombok Barat tercatat 85 persen. Sementara 15 persen sisanya tidak pernah mengikuti apel pagi bahkan tidak masuk kerja.
Sekretaris Daerah Lombk Barat H Baehaqi mengaku khawatir, jika penerapan pinger print sebagai absensi elektronik ASN di Lombok Barat tidak segera dilakukan akan menimbulkan ketidakadilan dalam perolehan Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) bagi ASN di Lombok Barat. Ketidak adilan dimaksud Sekda yakni penerima TPP ASN berjumlah sama antara ASN yang diketahui rajin dan malas dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi negara.
“Meski demikian kami memahami pengadaan pinger print ini belum bisa dilakukan, karena alasan masih merebaknya Covid-19. Namun demikian kami selaku pembina kepegawain akan terus melakukan berbagai upaya pembinaan kepada para ASN, agar tingkat kedisiplinan dalam melaksanakan tugas akan semakin membaik,” kata Baehaqi di Lombok Barat kepada Gatra.com, Selasa (7/6).
Mantan Kepala Dikbud Lombok Barat ini mengilustrasikan, jika tingkat ketidakhadiran ASN Lombok Barat yang tidak mengikuti apel pagi ataupun tidak masuk kerja sebanyak 15 persen, maka akan terakumulasi sebanyak Rp1,3 miliar sebulan APBD Lombok Barat keluar bagi peruntukan TPP ASN yang tidak disiplin dimaksud. JIka dihitung dalam setahun, maka rata-rata keuangan daerah akan terkuras senilaiRp Rp15,6 miliar. Angka Rp15,6 miliar jika diefektifkan penggunaannya bisa untuk membangun 10 kilometer jalan di Lombok Barat.
“Jadi akan sangat tidak efektif uang daerah sebanyak itu dikeluarkan untuk pemberian TPP ASN yang tidak disiplin dalam menjalankan tugasnya. Sementara disatu sisi ASN harus bertanggugjawab akan jalannya pemerintahan yang melayani masyarakat. Hal ini mengingat ASN merupakan orang-orang pilihan, teruji dan terukur dalam bekerja membangun dan melayani masyarakat,” ujar Sekda menekankan.
Karena itu Baehaqi meminta ASN di Lombok Barat untuk tetap disiplin dalam menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya guna memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pemberian TPP bisa lebih efisien dan efektif.