Home Olahraga Menanti New Normal Bidang Olahraga

Menanti New Normal Bidang Olahraga

Normal baru di bidang olahraga mulai diterapkan. Protokol kesehatan disesuaikan dengan karakter masing-masing cabor. Ada tiga cabor yang sudah memulai pelatnas. 


Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah menyiapkan protokol kesehatan untuk menjalani era normal baru. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, bahkan telah menyebarkan edaran yang berisi tentang pedoman bagi tiap cabang olahraga (cabor) agar bisa beraktivitas di tengah pandemi Covid-19. Ada dua peruntukan dalam protokol kesehatan bidang olahraga, yakni untuk cabor dan untuk masyarakat umumnya.

Protokolnya, kata Zainudin, dibagi menjadi tiga kategori. Kategori pertama untuk kebutuhan latihan baik pelatnas, pelatda, dan pelatihan lainnya. Kedua adalah untuk kategori kompetisi, turnamen, pertandingan dan sejenisnya. Ketiga untuk olahraga masyarakat atau olahraga rekreasi.

Menurut Menteri Zainudin, setiap kategori itu nantinya dibagi ke beberapa fase. Namun sayangnya, Zainudin tidak membeberkan secara spesifik fase tersebut. “Masing-masing kategori sudah dibagi sesuai dengan fase-fase. Fase pertama, latihan seperti apa, fase kedua seperti apa, ketiga seperti apa. Begitu pun dengan pertandingan atau kompetisi, apa yang sudah boleh dan tidak. Demikian juga untuk olahraga masyarakat," ucapnya.

Realisasi fase-fase tersebut akan ditentukan oleh  Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 dan kebijakan daerah. Sederhananya, aturan yang dibuat Kemenpora bersifat umum. Turunan dari aturan itu akan dibuat oleh masing-masing cabor yang nantinya akan dikirim ke Kemenpora untuk dicek kesesuaiannya dengan panduan umum. “Kami tak ingin atur secara detail karena spesifikasi atau kebutuhan masing-masing cabor itu pasti beda," tutur Zainudin.

Sejauh ini, kata Zainudin, sudah ada tiga cabor yang sudah melakukan pertemuan dengan tim gugus tugas Covid-19 bersama Kemenpora untuk mendapatkan izin menggelar latihan, turnamen, atau kompetisi. Ketiga cabor tersebut adalah bulut tangkis, menembak, dan bola basket. "Keputusan untuk menggelar kompetisi, turnamen, atau latihan tetap akan kita komunikasikan kepada gugus tugas Covid-19,” ujarnya kepada M. Guruh Nuary dari Gatra.

Yang jelas, adaptasi kebiasaan baru di bidang olahraga akan mengutamakan kesehatan dan keselamatan para atlet. “Kita tidak akan mungkin bisa menuai prestasi jika atletnya sakit atau terkena Covid-19," Zainudin menambahkan.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Achmad Budiharto atau akrab disapa "Budi", menyambut baik surat edaran Kemenpora tentang panduan bagi cabor untuk bisa menjalani pelatnas ataupun pertandingan di tengah pandemi. PBSI mengklaim sudah melakukan langkah yang ketat sebelum surat edaran tersebut dikeluarkan. "Memang di surat edaran tersebut kan ada terkait tentang pelatihan, pertandingan dan juga penonton ya. Kalau terkait pelatihan sebetulnya sudah kita terapkan sejak tur Eropa ya, jadi tidak ada masalah,” ujarnya.  

Sebagai catatan, hingga saat ini area pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur, masih dikarantina dan menerapkan protokol kesehatan. Misalnya protokol pengukuran suhu tubuh, penggunaan disinfektan, kewajiban mengenakan masker, dan lain-lain. Dengan penarapan protokol ketat itu,  Budi berharap kompetisi bulutangkis domestik sudah bisa digelar pada akhir Juli nanti. "Itupun dengan tetap memperhatikan perkembangan serta kondisi pandemi Covid-19 di tiap daerah," ucapnya kepada Gatra.

Menurut Sekjen Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI), Tigor Tanjung, surat edaran Kemenpora secara umum tidak jauh berbeda dengan panduan World Atheltic. “Protokol itu kan mencakup latihan dan menyelenggarakan pertandingan, nah pertandingan itu kan kita lebih luas lagi ada di stadion, ada yang di jalan raya, ada juga yang di stadion tertutup. Jadi ya kurang lebih sama," Tigor mengungkapkan.

PB PASI, kata Tigor, siap kembali menggelar Pelatnas. Kendalanya tinggal di kesepakatan nilai anggaran Pelatnas yang dikeluarkan Kemenpora untuk PB PASI. "Sudah kita ajukan (nilai anggaran Pelatnas cabor Atletik). Sudah kita revisi juga. Karena Covid ini kan semua berubah ya, secara umumkan anggaran ini kan menurun, Nah, ini belum ada lagi tindak lanjutnya dari Kemenpora," katanya.

Sejauh ini PB PASI belum menyusun program mengikuti kompetisi internasional.  Selain karena pertimbangan risiko terpapar virus Corona, juga karena hampir semua event atletik internasional diundur waktu penyelenggaraannya hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sedangkan untuk kondisi atlet, masih tetap berlatih di kampung halamannya masing-masing sembari tetap diawasi oleh para pelatih. "Pelatih-pelatih kita tetap memonitor. Kita harapkan nanti kalaupun kembali ke pelatnas, mereka masih dalam kondisi bugar," katanya.

 ***

Wakil Ketua Umum KONI, Suwarno, mengatakan pihaknya sudah memiliki protokol kesehatan yang merujuk pada kebijakan Kemenpora. Aturan tersebut mengatur tiga tahapan dalam kegiatan olahraga secara umum.

Pertama, pelaksanakan kegiatan pembinaan yang meliputi musyawarah, pelantikan, seminar, dan penataran secara virtual. Jika harus tatap muka, kegiatan harus dilaksanakan di wilayah zona hijau, menerapkan jaga jarak sosial, serta memastikan atlet dan pelatih dalam kondisi sehat. "Dari panitia juga harus ada tim khusus yang mengawasi tentang pelaksanaan protokol kesehatan," kata Suwarno kepada Dwi Reka Barokah dari Gatra.

Kedua, pelatihan yang ditujukan untuk kompetisi. Dalam hal ini, hanya cabor yang memiliki target untuk mengikuti olimpiade saja yang diprioritaskan untuk menggelar pelatnas atau pelatda. Untuk saat ini, pelatihan baru bisa dilaksanakan bagi cabor individu. Sebab, penerapan social distancing sulit dilakukan bagi cabor dengan atlet tim dan beregu. Dalam catatan KONI, cabor yang sudah mulai melaksanakan pelatnas normal baru adalah  bulu tangkis, menembak, dan angkat besi. 

Setelah berhasil melaksanakan pelatnas atau pelatda, baru masuk ke tahap ketiga; pertandingan bisa digelar dengan mempertimbangkan beberapa hal. Mulai kurva kasus Covid-19 di daerah-daerah, kapasitas penonton, hingga cara membeli tiket yang aman.

Pengamat Olahraga Broto Happy mengatakan bahwa pandemi Covid-19 merupakan fenomena bencana yang ikut memengaruhi jalannya penyelenggaraan olahraga. "Saya kira, seluruh cabor masih meraba-raba mana yang kira-kira kebijakan yang akan diambil. Karena ini berhubungan dengan faktor keselamatan dan kesehatan pemain, maka manajemen harus menemukan skema yang pas," kata Broto kepada Muhammad Almer Sidqi dari Gatra.

Setiap cabor memiliki persoalan dan karakteristik yang berbeda. Misal berbicara mengenai basket dan sepak bola yang mengedepankan kontak fisik. Namun, menurut Broto, hal itu bisa diminimalisir dengan mencontoh kebijakan dari liga-liga sepak bola di Eropa yang tetap menjalankan liganya dengan protokol yang ketat.

Gandhi Achmad

 

----------Kutipan: -----------

"Keputusan untuk menggelar kompetisi, turnamen, atau latihan tetap akan kita komunikasikan kepada gugus tugas Covid-19,"---Zainudin Amali.

 

-----------Pointer: ----------

Dalam catatan KONI, cabor yang sudah mulai melaksanakan pelatnas normal baru adalah  bulu tangkis, menembak, dan angkat besi. 

 

--------------g ----------------