Purwokerto, Gatra.com - Sejumlah peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) di Panitia 351 Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto kedapatan tidak membawa surat keterangan sehat maupun rapid test. Mereka pun terpaksa menjalani pemeriksaan kesehatan di lokasi ujian.
Rektor Unsoed, Prof. Dr. Suwarto MS., mengatakan, berdasarkan laporan panitia di 8 lokasi pelaksanaan UTBK Unsoed, pada hari pertama ditemukan sejumlah peserta yang tidak memenuhi protokol kesehatan saat diperiksa di ruang transit. Mereka yang tidak memenuhi syarat kesehatan langsung dicek oleh petugas kesehatan sebelum memasuki ruang ujian.
"Ada beberapa mahasiswa yang tidak bisa masuk [ruang ujian] karena tidak melengkapi persyaratan. Dari luar Provinsi Jawa Tengah, zona merah, tapi tidak membawa hasil rapid test. Sesuai dengan pengumuman, tidak diizinkan. Itu kita relokasi, nanti tes pada gelombang berikutnya," kata Suwarto ketika meninjau lokasi UTBK di laboratorium riset Fakultas Pertanian Unsoed, Purwokerto, Minggu (5/7).
Menurut dia, para peserta yang tidak membawa persyaratan tersebut kemungkinan lupa atau tidak mengetahui protokol yang ditetapkan. Padahal, pihaknya telah melakukan sosialisasi sejak dini.
Pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020, panitia UTBK Unsoed menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19. Semua peserta harus memakai masker, baju lengan panjang, suhu tubuhnya tidak lebih dari 37,3 derajad Celcius, mencuci tangan, mengenakan sarung tangan, dan dianjurkan memakai face shield.
Peserta dari wilayah Jateng, diwajibkan membawa surat keterangan sehat. Adapun peserta dari luar Provinsi Jateng serta zona merah atau daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) wajib menunjukkan hasil rapid test dengan keterangan nonreaktif.
Dari pantauan Gatra.com, pada sesi 1 tahap I UTBK di ruang ujian Laboratorium Terpadu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed, terdapat 2 peserta asal Ciamis dan Cirebon yang menjalani rapid test. Setelah 15 menit, hasil tes cepat keduanya menunjukkan nonreaktif. Mereka pun diperbolehkan mengikuti ujian.
Sementara pada sesi 2, terdapat 2 peserta asal Pemalang, yang harus diperiksa karena suhu tubuhnya di atas 38 derajat Celcius. Sementara 3 peserta lainnya harus diperiksa karena tidak membawa surat keterangan sehat.
"Kalau seandainya hasilnya reaktif, jadwal UTBK peserta akan dijadwalkan ulang. Kita laporkan ke LTMPT [Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi] untuk ikut gelombang dua. Tadi ada laporan, peserta dari Tangerang tidak membawa hasil rapid. Karena sudah mendekati waktu ujian, maka kita reschedule ke gelombang dua," ujarnya.
Suwarto mengimbau kepada peserta UTBK untuk mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan oleh LTMPT. Terutama kewajiban untuk membawa surat keterangan sehat maupun rapid test nonreaktif.
Sebagai informasi, UTBK Unsoed diikuti sebanyak 16.666 peserta yang terbagi dalam dua gelombang. Tahap 1 berlangsung pada 5-14 Juli 2020, sementara tahap 2 digelar pada 20-29 Juli 2020.
Ujian dilaksanakan dua sesi setiap hari di delapan lokasi berbeda. Sesi 1 dilaksanakan pada pukul 09.00-11.15 WIB, sedangkan peserta sesi 2 akan mulai pada pukul 14.00-16.15 WIB.
Salah satu peserta UTBK, Salwa Sahira, mengaku telah menyiapkan seluruh persyaratan semenjak berangkat dari Pekanbaru, tempat asalnya. Saat tiba di Purwokerto, dia mengikuti anjuran Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk menginap di hotel.
"Di Purwokerto menginap di hotel. [Walau] ada saudara, ada tante juga [di Purwokerto]. Surat rapid test dan surat keterangan kesehatan dari rumah sakit di Pekanbaru saya bawa," ucapnya.