Home Ekonomi Meski Batik Sudah Rambah Manca Negara, Wabah Bikin Goyah

Meski Batik Sudah Rambah Manca Negara, Wabah Bikin Goyah

Rembang, Gatra.com - Kementerian UMKM dan Koperasi menyebut, pandemi Corona merusak tatanan sendi perekonomian di sektor koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Bahkan banyak diantara mereka yang rebah gulung tikar.

Menteri Koperasi Dan UKM, Teten Masduki mengatakan, untuk pelaku UMKM yang gulung tikar, Mereka dikategorikan sebagai kelompok miskin baru, yang perlu mendapatkan bantuan sosial (Bansos). Menurutnya, konsep Bansos bagi UMKM masih terus digodok.

"Kalau yang gulung tikar, nggak bisa lagi dikasih modal, tapi dibansoskan. Konsep Bansos masih akan terus kembangkan, tapi saya belum bicara sekarang," kata Teten saat mengunjungi pengusaha batik tulis Lasem, Di Kabupaten Rembang, Sabtu Sore (4/7).

Teten menambahkan selain pembiayaan lewat koperasi, program untuk UMKM dilewatkan perbankan maupun BPR. Diperkirakan butuh anggaran restrukturisasi hingga Rp78 Triliun. Menurutnya, pemerintah saat ini masih fokus pada program relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak UKM dan bantuan modal kerja. "Saya kira hari ini fokus agar program pemulihan ekonomi berjalan, itu kenapa saya keliling-keliling," kataTeten.

Pengusaha Batik tulis Lasem, Parlan mengakui Pandemi membuat usahanya turun hampir 50 persen. Menurutnya, Parlan sebelum pandemi, jumlah pekerja mencapai 50 orang, tetapi sekarang tinggal 15 orang setiap hari. "Kita lakukan sistem bergilir. Per hari rata-rata 15 orang. Pekerja lainnya ya banyak bertanya, kapan pak bisa kerja normal lagi," ujarnya.

Parlan yang juga pensiunan pegawai negeri sipil ini  menambahkan, omset penjualan batik tulis menurun tajam, sehingga pendapatan anjlok.
Dulu sebelum pandemi, mendapat penghasilan bersih per bulan Rp5 juta sangat mudah. Namun saat sekarang ini untuk mendapatkan keuntungan Rp2 juta saja, sangat susah.

"Padahal produk batik saya ini alhamdulilah sudah merambah ke daerah-daerah se Indonesia, bahkan keluar negeri. Tapi setelah pandemi, perubahannya sangat drastis. Modal sudah menipis, saya masih beruntung kebetulan saya pensiunan pegawai negeri, jadi sedikit-sedikit masih ada penghasilan," keluh Parlan.

311