Labuhanbatu, Gatra.com – Sekitar 100-an petani asal Desa Simalingkar A dan Desa Sei Mencirim, Kabupaten Deli Serdang (DS) berniat berjalan kaki ke Istana Negara di Jakarta untuk menemui Presiden RI, Jokowi demi mengadukan nasibnya. Kini mereka telah tiba di Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu, yang berjarak sekitar 300 kilometer, pada Jumat (3/7) sekitar pukul 19.00 WIB.
Saat ditemui di Gedung Olahraga (GOR) Rantauprapat, mereka menjelaskan perjalanan sudah memakan waktu sekitar 8 hari terhitung dari kampung halamannya. Sementara waktu perjalanan tanpa kendaraan bermotor dari daerah terdekat Asahan ke Rantauprapat, diperkirakan selama hampir 8 jam.
Baca Juga: Aliansi Masyarakat Padang Geruduk DPRD Sulbar Tolak Tambang
Kordinator rombongan aksi jalan kaki tersebut, Aris Wiyono (42) menerangkan, keberanian warga petani tersebut mengadukan berbagai hal penderitaan yang dialami mereka kepada Presiden Jokowi terkait penggusuran paksa oleh pihak PTPN II atas lahan dan pemukiman mereka.
"Konflik ini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 70-an. Namun, penggusuran terakhir dilakukan pada Maret 2020 ini. Padahal, banyak di antaranya sudah punya sertifikat hak milik pun ikut digusur,” katanya.
Dilanjutkannya, mereka menilai penggusuran merupakan tindakan semena-mena yang berdampak luas kepada ribuan jiwa penduduk di kedua desa tersebut. “Itulah makanya semua rela berjalan kaki untuk mengadukan nasib kami kepada Presiden,” imbuhnya.
Baca Juga: Jaga Ketahanan Pangan Melalui Beternak dan Bertani
Di hari ke-8 itu, jelas Aris, kondisi fisik warga masih terlihat baik-baik saja. Sejumlah personil kepolisian setempat pun melakukan pengawasan dan penjagaan terhadap warga yang kini berharap keadilan tersebut.
Selanjutnya, setelah kondisi sedikit memulih, perjalanan menuju Istana Negara dengan berjalan kaki itu akan dilanjutkan. Mereka berharap dapat dukungan dari semua pihak agar apa yang diinginkan para petani yang mengaku lahannya digarap, akan dapat dikelola kembali.