Semarang, Gatra.com - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang mempersiapkan sejumlah langkah untuk menghadapi tingginya kerawanan pemilu di ibukota Jawa Tengah ini.
Ketua Bawaslu Kota Semarang, Muhammad Amin mengatakan, dalam konteks pandemi covid-19, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada penyelanggara pemilu untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat pesta demokrasi berlangsung.
"Karena Kota Semarang dari skor konteks pandemi covid-19 nya cukup tinggi, maka kami terus menerus melakukan sosialisasi kepada panitia, pendukung dan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan," jelasnya, Jumat (3/7).
Termasuk memastikan kesediaan anggaran untuk pembelian alat pelindung diri (APD) seperti masker, hazmat ataupun penyediaan hand sanitizer.
"Kita juga terus berkoordinasi dengan stakeholder lainnya, terkait perkembangan covid-19 di Kota Semarang," sebutnya.
Sementara, di konteks politik, Bawaslu juga akan terus mengawal dan memastikan Pilkada 2020 di Kota Semarang dapat berjalan dengan baik, jujur, dan bersih.
"Jangan sampai ada politik adu domba, politik hitam, hoax atau kabar bohong, tidak adanya netralitas, yang dapat menodai demokrasi di Kota Semarang," tegasnya.
Sekedar diketehui, Kota Semarang menjadi salah satu kota penyelenggara pemilu yang memiliki indeks kerawanan paling tinggi.
Hal ini didukung oleh perolehan skor yang cukup tinggi dalam beberapa indikator penilaian tinggi rendahnya indeks kerawanan pemilu, seperti konteks pandemi, politik dan juga keadilan sosial.
"Untuk konteks pandemi Kota Semarang skornya 60,17. Di konteks sosial skornya 61,11. Sementara, di konteks politik skornya 61.64," pungkasnya.