Jakarta, Gatra.com – PT Pertamina Bina Medika IHC melakukan penandatangan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat dengan 7 BUMN pemilik 7 PT Rumah Sakit BUMN di Mandiri Club Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (30/6).
“Terima kasih dan apresiasi bagi seluruh tim BUMN dan rumah sakit yang terlibat dalam pelaksanaan holding rumah sakit fase dua. Target saya sebelumnya yaitu Juni 2020 fase dua telah dapat dicapai,” ujar Menteri BUMN, Erick Thohir dalam rilis pers yang diterima Gatra.com.
Adapun ketujuh BUMN tersebut ialah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika, PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan, PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra, PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama, PT Perkebunan Nusantara XI sebagai pemegang saham PT Nusantara Sebelas Medika, PT Perkebunan Nusantara XII sebagai pemegang saham PT Rolas Nusantara Medika, dan PT Timah Tbk sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Bakti Timah.
Baca Juga: Pasien Covid Melonjak, RSUD Rembang Tambah Ruang Isolasi
“Tujuannya ialah untuk menerapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia. Hal itu identik dengan peningkatan pelayanan dan sekaligus meningkatkan keahlian para expert,” jelas Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini.
Dengan demikian, Pertamedika selaku holding rumah sakit akan menempati peringkat 2 grup rumah sakit di Indonesia dan hampir tersedia 4500 tempat tidur.
Pengambilalihan saham bersyarat ini juga menandakan proses pembentukan dan bagian dari roadmap holding Rumah Sakit BUMN. Tahap awal roadmap pembentukan Holding RS BUMN telah dimulai sejak 2019 dimana Pertamedika IHC telah memiliki saham mayoritas atas salah satu RS BUMN ternama yaitu RS Pelni.
Baca Juga: Serikat Pekerja MOR IV Tolak Holding dan IPO Pertamina
“Fokus kita berikutnya adalah masuk ke fase transformasi dimana rumah sakit dan farmasi harus bisa berkolaborasi untuk dapat meningkatkan performa masing-masing perusahaan. Sehingga dapat menciptakan ekonomi bagi BUMN itu sendiri dan juga manfaat sosial di masyarakat,” imbuh Erick.
Menurut Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rahmat, dua fase konsolidasi rumah sakit milik BUMN merupakan sinergi untuk membangun fondasi yang kuat dalam holding RS.
“Kami berkomitmen menyelesaikan fase ketiga dalam waktu dekat ini. Sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia,” tutupnya.