Cilacap, Gatra.com – Pemerintah Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menyatakan siap mengoperasikan instalasi Refuse Derived Fuel (RDF) atau pengolah sampah menjadi bahan bakar di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Jeruklegi pada Agustus 2020. Pada Juli ini, persiapan operasional mulai dilakukan.
Officer RDF Jeruklegi, Pujiono mengatakan, instalasi pengolahan sampah menjadi bahan bakar ini bakal menyerap 120 ton sampah plastik (nonorganik) untuk diubah menjadi bahan bakar. Rencananya, bahan bakar semacam batu bara itu akan disuplai untuk kebutuhan pabrik semen.
Menurut dia, kapasitas RDF akan membuat Cilacap bebas sampah plastik. Sebab, produksi sampah di Cilacap secara total berkisar 120 ton per hari (tpd). Sampah yang masih bercampur bahan organik itu dipilah sehingga disisakan sampah plastik.
“Kalo sampah fresh yang masuk dari DLH 120 tpd. Ya. Khusus sampah Kota Cilacap. Bisa banget (menampung),” katanya.
Sementara, Kepala Bidang Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Cilacap, Hartono mengatakan saat ini RDF sedang diujicoba dalam rangka persiapan operasional pada Agustus. Persiapan operasional ini bisa dilakukan setelah dilakukannya Berita Acara Serah Terima (BAST) RDF Tritih Kulon dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) ke Pemda Cilacap.
“Rencananya operasional pada Agustus. Kalau sekarang masih persiapan-persiapan. Tapi sudah mulai ini, ada pencacahan sampah dan lain sebagainya,” ujarnya.
Dia mengklaim, kapasitas mesin ini bahkan bisa ditingkatkan hingga 600 ton per hari. Namun, operasional awal hanya berkisar 120 ton per hari. Itu artinya, RDF ini bakal menampung sampah plastik dari kota Cilacap, Jeruklegi, dan beberapa wilayah kecamatan lain di Cilacap.
Dalam pengoperasian mesin ini, Pemkab Cilacap bekerja sama dengan pabrik semen PT SBI. PT SBI juga akan menampung bahan bakar yang dihasilkan oleh RDF untuk produksi semen