Karanganyar, Gatra.com - Ulah pemudik yang mengabaikan protokol kesehatan memicu meluasnya penularan Covid-19 dari faktor kontak, khususnya terhadap keluarga terdekat menjadi korban.
Berdasarkan penelusuran Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, pasien asal Jumapolo menularkannya ke tiga orang anggota keluarganya. Pasien itu merupakan perantau dari Jawa Timur. Sedangkan satu orang dari Tasikmadu tertular dari kontak erat dengan pasien asal Karanganyar Kota.
Penambahan empat orang positif ini menjadikan jumlah terkonfirmasi positif Civid-19 sebanyak 10 orang hingga Selasa (30/6).
Sebelumnya, Karanganyar pernah mencatatkan zero kasus positif covid-19 pada Mei lalu setelah semua pasien sembuh.
“Pemudik kalau jujur, lebih mudah tracking. Kemarin itu banyak yang enggak jujur. Pulang kampung langsung beraktivitas kemana-mana dan enggak isolasi mandiri. Saat mereka ketahuan terpapar Covid-19, ternyata sudah bebas bergaul ke mana-mana. Akhirnya keluarganya tertular,” kata Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Karanganyar, Juliyatmono kepada wartawan di kantornya, Rabu (1/7).
Ia meyakini telah berulangkali mengimbau pemudik memeriksakan diri di fasilitas kesehatan kemudian mengisolasi mandiri di rumah selama 14 hari. Mereka baru dapat boleh beraktivitas di luar, setelah dipastikan sehat usai menjalani isolasi mandiri.
“Jadi, mereka itu tertular karena berinteraksi dengan pasien positif. Interaksi ini karena mereka keluarga terdekat,” katanya.
Berdasarkan data yang diunggah Pemkab Karanganyar, jumlah kasus Covid-19 di Karanganyar sebanyak 45 orang. Dari data tersebut, 10 diantaranya masih dalam perawatan, sembuh 32 orang, dan 3 orang meninggal dunia.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar Purwanti mengatakan pentingnya saling menjaga kesehatan saat kunjungan birokrat dari wilayah zona merah.
“Minimal menjalani rapid test dulu sebelum melawat ke daerah tetangga. Seperti dari luar provinsi berkunjung. Setelah dinyatakan nonreaktif, baru yakin bisa menjalani kunjungan kerja,” katanya.
Terkait merebaknya kembali kasus Covid-19 dari klaster pemudik, ia mendesak Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan dari desa atau kelurahan agar mengamati pergerakan pemudik.
“Pemudik diharapkan lapor ke RT/RW. Kemudian, Satgas desa atau kelurahan beraksi memastikan mereka periksa ke puskesmas kemudian isolasi mandiri,” katanya.