Karimun, Gatra.com - Hidup di pinggir pantai, dan hanya terlindungi oleh gubuk reot harus dialami oleh Muhammad Syahrudin, 47, warga RT 01 RW 06 Kelurahan Tanjung Berlian Kecamatan Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Riau, beserta keluarganya, sejak dua tahun terakhir.
Keterbatasan ekonomi, membuat pria yang sehari-hari bekerja sebagai pencari kayu arang ini, tidak mampu memberikan tempat berlindung yang layak kepada keluarganya. Di Gubuk berukuran 3x3 meter itu, tidak hanya ditempati oleh Syahrudin, namun juga istri, seorang anak dan mertuanya. Syahrudin memiliki tiga anak, namun dua anak lainnya sedang mencari pekerjaan, karena sudah tidak bersekolah.
Saat Gatra berkunjung ke rumahnya, Senin (30/6), kondisinya cukup memprihatinkan. Dinding rumah hanya terbuat dari papan bekas, sementara atapnya dari pelepah dauh nipah yang dianyamnya sendiri dan terpal. Rumah itu tidak berpintu. Lantainya pun tanah. Mirisnya lagi, gubuk yang tidak layak disebut rumah itu, dibangun di atas tanah bukan miliknya sendiri.
Di dalam rumah tidak tampak alas kasur untuk ia dan keluarganya beristirahat setelah seharian bekerja mencari kayu bakar atau ikut mencari ikan membantu nelayan lain.
"Saya sudah tinggal disini sudah dua tahun, sebelumnya saya nyewa dekat daerah sekolah anak saya, supaya anak saya lebih mudah bersekolah karena saya tidak punya kendaraan," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca, Senin (30/6).
Hidup di pinggir pantai, membuat Syahrudin dan keluarganya selalu dibayangi ketakutan, akan angin kecang yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan tempat mereka berlindung. Tak hanya itu, air pasang juga tak jarang masuk hingga ke dalam gubuknya.
Meskipum dengan kondisi seperti itu, Syahrudin mengaku bahwa dirinya akan tetap semangat bekerja untuk menghidupi keluarganya itu.
"Kalau untuk bantuan dari Pemda belum ada, tapi kalau dari Provinsi kemarin dapat, sembako. Tapi bagaimanapun saya tetap bersyukur," ungkapnya lagi.
Mendengar cerita hidup yang dialami Syahrudin, Kapolres Karimun AKBP Muhammad Adenan merasa iba. Ia pun berkunjung ke rumah Syahrudin.
Pria yang baru satu bulan menjabat sebagai Kapolres Karimun itu, juga tampak memberikan sejumlah bantuan untuk Syahrudin dan keluarganya.
"Kita merasa iba mendengar kisah hidupnya, tapi perjuangannya untuk keluarga, meskipun kekurangan itu cukup diacungi jempol. Maka dari itu, tadi kita sedikit meringankan beban beliau dengan sedikit bantuan, dan semoga bermanfaat untuk beliau dan keluarga," kata Adenan, Senin (30/6).
Adenan menyebutkan, bahwa ia nanti akan mencoba berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Kabupaten Karimun, untuk mencari solusi agar Syahrudin mendapatkan rumah yang layak huni.