Sleman, Gatra.com – Kawasan wisata di lereng Merapi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai menerima kunjungan wisatawan pada Rabu (1/7). Namun turis dari zona merah Covid-19 bakal ditolak.
Kesiapan pengelola wisata di Merapi ditunjukkan oleh pegiat wisata lava tour yang akan menurunkan sekitar seratus mobil jip untuk mengantar turis menyusuri kawasan Merapi.
Ketua Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi Wilayah Barat, Dardiri, mengatakan pengelola lava tour akan memberi edukasi ke turis soal protokol kesehatan pencegahan Covid-19. “Untuk simulasinya sudah kami lakukan hari ini,” kata dia saat dihubungi, Selasa (30/6).
Menurut Dardiri, sekitar empat komunitas dari 29 komunitas jip di kawasan Merapi siap beroperasi melayani turis mulai Rabu (1/7). “Armada sekitar seratus jip. Mereka yang beroperasi. Memang yang hanya benar-benar siap menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Dardiri menyebut penerapan protokol kesehatan oleh wisata lava tour berupa penyediaan tempat cuci tangan, pengecekan suhu badan, dan penyediaan tempat istirahat.
Menurutnya, rombongan turis lebih dahulu akan ditanyai asal mereka. Jika wisatawan dari zona merah atau daerah dengan risiko penyebaran Covid-19 tinggi, seperti Surabaya atau Jakarta, pengelola wisata akan menolak.
“Kalau dari Surabaya atau Jakarta, sementara kami tolak. Kami melayani wisatawan lokal terlebih dahulu. Ya seputaran Daerah Istimewa Yogyakarta,” ucapnya.
Menurut Dardiri, tarif wisata lava tour tak berubah, yakni di kisaran Rp150 ribu- Rp750 ribu. Jalur sedikit diubah yakni melalui jalan alternatif yang sedikit melewati permukiman untuk menekan risiko penularan Covid-19.
“Jumlah penumpang yang naik ke jip biasanya bisa sampai lima orang. Tapi saat ini hanya tiga atau empat orang saja,” kata dia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih, menambahkan, wisata jip lava tour termasuk tujuan wisata di kawasan Merapi yang siap menggelar uji coba secara terbatas. Selain itu, ada tempat wisata alam Tlogo Putri, Kaliurang.
Ia menyebut wisatawan dari luar DIY memiliki syarat khusus, yakni membawa surat sehat yang menunjukkan negatif tes cepat atau tes swab. “Apalagi dari zona merah, harus ada surat itu,” ucapnya.
Sudarningsih mengatakan uji coba operasional terbatas ini akan dievaluasi. Jika ditemukan ada pelanggaran protokol kesehatan, bukan tidak mungkin tempat wisata itu akan diusulkan untuk ditutup kembali. “Nanti akan ada pengaas yang melaporkan,” pungkasnya.