Shanghai, Gatra.com – Sebuah penelitian di Cina menyebut keberadaan virus flu baru yang ditemukan pada babi di Cina dikhawatirkan telah menular ke manusia dan perlu diawasi secara ketat karena dapat saja menjadi "virus pandemi baru," sekalipun para ahli lain menganggap belum bisa disebut sebagai ancaman.
Dikutip Reuters, Selasa (30/6), dalam sebuah makalah, yang diterbitkan oleh jurnal AS, Prosiding Akademi Sains Nasional (PNAS), sebuah tim peneliti Tiongkok melihat virus influenza yang ditemukan pada babi dari tahun 2011 hingga 2018 dan ditemukannya strain "G4" dari H1N1 yang memiliki ciri yang penting dari kandidat virus pandemi.
Para peneliti mengatakan adanya pekerja peternakan babi yang menunjukkan peningkatan kadar virus dalam darah mereka. Dan menambahkan telah dilakukannya pemantauan secara ketat terhadap populasi manusia, terutama pekerja yang berada di industri babi.
Studi ini menyoroti kekhawatiran spesies virus melintasi ke manusia, khususnya di daerah berpenduduk padat di Cina, tempat jutaan orang tinggal yang berdekatan dengan pertanian, rumah pemotongan hewan dan pasar basah.
Selama ini diketahui penyebaran Coronavirus yang menyebabkan terjadinya pandemi COVID-19 di seluruh dunia, diyakini berasal dari kelelawar di Cina barat daya dan telah menyebar ke manusia melalui pasar makanan laut di Wuhan, tempat virus pertama kali diidentifikasi.
Studi PNAS mengatakan bahwa babi dianggap penting sebagai binatang yang mampu menyebarkan virus pandemi influenza.
Virus baru yang diidentifikasi dalam penelitian ini merupakan rekombinasi varian H1N1 tahun 2009 dan jenis yang pernah ditemukan pada babi.
Ahli biologi di University of Washington, Carl Bergstrom, mengatakan sekalipun mampu menginfeksi manusia, namun tidak ada risiko penyebaran segera sebagai pandemi baru.
"Tidak ada bukti bahwa G4 beredar pada manusia, meskipun sudah lima tahun terpapar secara luas," katanya di Twitter, setelah publikasi surat kabar itu.