Pati, Gatra.com - Korban kasus dugaan penipuan dan penggelapan arisan online di Kabupaten Pati, Jawa Tengah terus bertambah. Mengingat korban pengelola W tidak hanya berasal dari Pati, tetapi terbentang hingga ke Merauke.
Kapolres Pati, AKBP Arie Prasetya Syafaat mengatakan, saat ini kurang lebih sudah memanggil 23 korban dan saksi untuk diperiksa. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, mengingat pelaku melakukan dugaan penipuan dengan bermacam modus.
“Masih proses penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi karena korbannya terus bertambah. Kita masih mengelompokkan korban-korban tersebut karena korbannya tidak hanya dari Pati, tetapi ada juga dari daerah-daerah luar,” ujarnya di Mapolres Pati, Selasa (30/6).
Sementara, Kasat Reskrim Polres Pati, AKP Sudarno menyebutkan, jika dalam aksinya pelaku melakukan dugaan penipuan dan penggelapan dalam sejumlah modus, mulai dari arisan berhadiah uang tunai hingga sepeda motor.
“Kita kelompokkan masing-masing korbannya, untuk yang arisan sepeda motor kemarin sudah kami langsungkan pemeriksaan. Saksi itu harusnya dapat motor setelah arisan diundi, tetapi sampai saat ini sepeda motor yang dijanjikan belum diterima,” bebernya.
Pihaknya mengaku terus melakukan pengembangan dan pemeriksaan terhadap para saksi dan korban dugaan penipuan dan penggelapan arisan online yang sudah berjalan 1,5 tahun tersebut.
Sebelumnya, sejumlah wanita menggelar aksi terkait kasus itu di depan rumah terduga pelaku turut Desa Tegalombo, Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (25/6) lalu.
Septiya Tarita yang merupakan satu diantara korban mengatakan, korban tidak hanya dari warga Kabupaten Pati saja, tetapi juga berasal dari Kudus, Jepara, Rembang, Semarang, Solo, bahkan ada yang dari Merauke. “Masing-masing kerugiannya berbeda karena nilainya bervariasi untuk programnya. Kalau saya rugi Rp28.000.000,” ujar warga Desa Ngablak, Kecamatan Cluwak itu.
Ia menjelaskan, arisan online ini dilangsungkan di grup media sosial (medsos) Facebook, dengan jumlah nilai bervariasi untuk setoran arisan mulai dari Rp50.000 – Rp500.000, tergantung periode pengundian per pekan maupun bulan. Pengundiannya, melalui siaran langsung platform Facebook.
Di dalam satu grup arisan saja, dirincinya kurang lebih ada 50 anggota aktif, sementara 50 persen sisanya diduga merupakan akun fiktif untuk setiap program. Secara kumulatif, diperkirakan ada 200-an member aktif se-Indonesia.