Cilacap, Gatra.com – Petambak udang di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah fokus budidaya seturut terhentinya ekspor udang ke negara tujuan di Amerika dan Eropa. Terlebih, Cilacap baru saja dihantam banjir rob besar yang menyebabkan puluhan hektartambak terdampak.
Kepala Bidang Promosi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Cilacap, Agung Wibowo mengatakan udang kini lebih banyak disuplai untuk pasar lokal. Namun, lantaran kapasitas pasar dalam negeri terbatas petambak lebih fokus untuk memperbaiki infrastruktur tambak.
Langkah itu dilakukan lantaran belum ada jaminan hasil panen udang bisa terserap. Kalau pun terserap, maka harga udang di bawah standar harga ekspor dan membuat keuntungan petambak semakin tipis.
“Ya lebih ke budidaya. Karena kan masih ada pembatasan-pembatasan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, meski Cilacap menjadi salah satu sentra penghasil udang vaname, namun pabrik pengolahan pascapanennya kebanyakan masih berada di daerah lain. Padahal, saat ini wilayah seperti Jakarta dan Bodetabek masih memberlakukan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB). Akibatnya, pabrik pengolahan belum beroperasi normal.
Menurut dia, kondisi yang sama juga terjadi di komoditas perikanan tangkap. Antara lain, tuna. Sebab, pengolahan tuna juga dilakukan di daerah lain yang masih menerapkan pembatasan operasional pabrik.
Dia menyebut, dalam kondisi normal pasar lokal pun sangat potensial. Sebab kini konsumsi ikan masyarakat semakin meningkat. Selain itu, banyak pula rumah makan yang menyediakan menu udang dan ikan laut. Namun, lantaran pandemi pasar lokal juga lesu.
“Fokusnya sekarang ke budidaya. Sambil menunggu perkembangan pandemi ini,” ungkapnya.