Home Ekonomi Peternak Ingin Tambahan 500 Ekor Sapi F1 Sekitar Rp20 Miliar

Peternak Ingin Tambahan 500 Ekor Sapi F1 Sekitar Rp20 Miliar

Bogor, Gatra.com - Peternak sapi perah di Desa Pamijahan, Bogor, Jawa Barat (Jabar) yang tergabung dalam Koperasi Produksi Susu dan Usaha Peternakan (KPSUP) Bogor, mengharapkan penambahan sapi sebanyak 500 ekor sekitar Rp20 miliar untuk meningkatkan produksi susu pasca-coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

"Kita berharapnya pasca-Covid ini nanti ada penambahan populasi lagi Pak. Supaya produksi [susu]-nya bisa naik lagi," kata Zamroni Burhan, Ketua KPSUP Bogor saat menerima kunjungan kerja Menteri Koperasi dan UMKM, Teten Masduki, dan Direktur Utama (Dirut) Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM), Supomo, Sabtu petang (27/6).

Mendapat harapan tersebut, Teten langsung bertanya kepada Supomo. Orang nomor satu di LPDB pun sigap menjawab siap mengupayakannya jika memenuhi persyaratan atau ketentuan.

"Nanti kita tambah lagi permodalannya maka populasi sapinya bertambah, peternaknya juga bertambah, kesejahteraan pasti," kata Teten.

Orang nomor satu di Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM ini pun berjanji akan berkoordinasi dengan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, untuk mendatangkan sapi perah yang bagus, yakni F1.

"Nanti sapi-sapinya ini saya ngomong ke Pak Mentan, sapinya ini sudah F3 [yang dimiliki pertenak sapi perah saat ini]. Artinya, produksinya jauh [di bawah]," katanya.

Burhan menyampaikan bahwa sapi F1 Nelore asal Amerika-Brasil ini produksi susunya jauh lebih banyak jika dibandingkan F3 yang dimiliki peternak sapi perah di Desa Pamijahan.

"Kalau F1 itu bisa sampai 30 liter per hari. Ini [F3] rata-rata 12 liter [per hari]. [12 liter pun] kita [pakannya] harus ditambah ampas tahu juga," ungkap Burhan.

Lebih lanjut Burhan menyampaikan bahwa produksi susu nasional Indonesia saat ini baru memenuhi sekitar 20% dari total kebutuhan dalam negeri. Tetan pun mengamini, kalau berbicara swasembada pangan, maka salah satunya susu.

"Ini kita harus memperbanyak koperasi persusuan. Kita harus perbanyak peternak-peternak sapi dan saya kira yang paling penting meng-upgrade sapinya supaya produktivitasnya menyamai sapi perah di luar negeri. Jadi ini udah F3, harusya F1kan. Kira-kira mau minjem berapa nanti?" ujar Teten kepada Burhan.

Burhan mengatakan, pihaknya mengharapkan sekitar 500 ekor tambahan sapi F1. Harga per ekor sapi F1 sekitar Rp45 juta. Jika tidak bisa memenuhi secara langsung, bisa juga dilakukan secara bertahap.

"Kalau F1 kan memang cukup mahal harganya. Di sini ada 8 kelompok tani, jadi kalau cuma 500 ekor, mungkin kebagian 2-3 ekor per anggotanya. Saya rasa cukup dan akan membantu juga karena dengan 500 ekor kalau kita per harinya sudah 30 liter kan kita sudah 1.500 liter," ujarnya.

Menurut Burhan, kalau kapasitas lahan dan rumput di Desa Pamijahan masih relatif mencukupi. "Karen kan di sini kapasitasnya 2.250 ekor untuk dengan lahan rumput tidak perlu ke luar. Hari ini tinggal 1.500 kemarin pasca-Covid itu," ujarnya.

Pada saat itu, Burhan juga sempat menyapaikan kondisi jalan ke Desa Pamijahan yang rusak. "Kita perlu juga dukungan Pemda [Kabupaten Bogor] untuk imprastruktur jalan, biar dibantu," ujarnya.

Sekda Pemkab Bogor, Burhanudih, yang hadir mewakili bupati, mengatakan bahwa bupati pernah menyampaikan kepada koperasi di Pamijahan soal infrastruktur jalan.

"Kami waktu itu menyampaikan bisa semacam rest area, nanti di situ ada pelaku UKM yang bisa di situ, ini bisa menjadi objek milk tourism. Sampai karamel harus ada di sini," ujarnya.

Teten menanggapi, terpenting jalannya harus diperbaiki terlebih dahulu karena jika belum ada, maka ide milk tourism pun tidak akan pernah terwujud. Ia mendukung rencana Pemkab Bogor karena dari susu ini bisa diolah menjadi berbagai makanan dan minuman.

"Saya pikir betul juga karena dari susu ini bisa diolah menjadi berbgai macam produk. Bisa juga melibatkan masyarakat di sini, aplagi kalau jalan sudah bagus, orang Jakarta bisa mudah masuk ke sini, sehingga demand atau marketnya menjdi berkembang," katanya.

"Kalau saya cuma dititipi Pak Presiden kalau koperasi-koperasi di sektor produksi, di sektor riil apalagi kita masih impor susu, insyaallah kita support. Ini koperasi sangat sehat dan bagus. Sangat sehat, hanya perlu ditambah biaya," kata Teten.

1897