Home Hukum Warga Jakarta Barat Ditipu Puluhan Juta lewat Rekening BTPN

Warga Jakarta Barat Ditipu Puluhan Juta lewat Rekening BTPN

Jakarta, Gatra.com – Kasus penipuan melalui media sosial kembali terjadi. Kali ini, korbannya seorang warga asal Jakarta Barat, berinisial PB (18 tahun). Aksi culas ini bermula pada 17 Juni lalu, sekitar pukul 11.47. Ketika itu seseorang yang mengatasnamakan pihak @eraphone_store, mengirim pesan melalui aplikasi WhatsApp dengan nomor HP 081240294676 ke korban.

Pesan tersebut menyebutkan, kalau korban memenangkan hadiah iPhone 11 Pro Max 256 GB dari program Give Away @eraphone_store. Untuk mendapatkan hadiah tersebut, korban harus membayar pajak sebesar Rp500 ribu.

Korban diberi waktu paling lama satu jam untuk menyelesaikan pembayaran pajak. “Tapi kalau kakak nggak bisa, terpaksa kami random kembali untuk pemenang selanjutnya,” tulis pelaku di pesan WhatsAppnya.

Pelaku meminta agar korban mengirimkan pembayaran pajak ke rekening Bank BTPN (PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional tbk) dengan nomor 902-70056-550 atas nama Meiske Marthen M. Setelah uang ditransfer, pelaku kembali mengirimkan pesan WhatsApp ke korban.

Isinya menyebutkan, kalau hadiah belum bisa dikirim ke korban karena masih tertahan di bagian transit pengiriman. Pelaku mengatakan, ada hambatan dalam proses pengiriman barang, karena tidak sesuai dengan aturan Menteri Perdagangan.

Agar pengiriman bisa dilanjutkan, korban diminta mengirimkan Rp1 juta untuk mengurus pembuatan semacam surat pertanggungjawaban (SPJ). Pelaku berdalih, urusan surat SPJ bisa selesai, jika korban membayar tarif proses pembuatan yang sudah diatur Kementerian Perdagangan. Nilainya, sebesar Rp1,5 juta. “Karena saya sudah mentransfer Rp500 ribu, maka saya diminta mengirimkan Rp1 juta lagi,” katanya.

Pelaku terus meminta korban mentransfer uang, hingga mencapai Rp21,2 juta ke dua rekening BTPN yang berbeda. Pertama ke rekening atas nama Meiske Marthen dengan total Rp500 ribu tadi. Kedua yaitu rekening BTPN dengan no 901-9005-0469 atas nama Mawar Raissa Dwiputri dengan total Rp20,7 juta.

Menurut PB, dirinya melakukan transfer ke pelaku beberapa kali, karena ada ancaman dari pelaku. “Setiap selesai transfer, selalu diikuti minta transfer lagi sejumlah tertentu dengan ancaman, apabila tidak mentransfer lagi, akan dibawa ke pengadilan. Terus uang sebelumnya hangus, dan diminta waktu untuk menyelesaikan transafer hanya 20 menit,” katanya.

Alasan lain yang membuat dirinya mentransfer uang ke pelaku, kata korban, karena pelaku menekan psikologisnnya. “Dibuat supaya saya stres, cepat bertindak, dikirimlah rekaman supaya bisa didengar bolak balik sehingga ketakutan uang yang sudah terlajur ditransfer hangus dan hadiahnya hilang juga,” katanya.

Tidak sampai satu jam sejak transfer terakhir dilakukan ke rekening BTPN milik Mawar Raissa, korban langsung menelepon ke call center BTPN. Sadar ditipu, korban meminta BTPN memblokir rekening BTPN atas nama Meiske Marthen M. dan Mawar Raisa Dwiputri, karena telah melakukan penipuan.

Menurut korban, kedua rekening tersebut sudah diblokir oleh pihak BTPN. Setelah diblokir, korban menjelaskan, uangnya sebesar Rp500 ribu yang dikirim ke rekening pertama pelaku, masih utuh. Anehnya, uang korban sebesar Rp20,7 juta yang ditransfer ke rekening kedua pelaku atas nama Mawar tadi, sudah dialihkan ke bank lain.

“Rekening pertama diblokir dan uangnya masih ada. Seharusnya di rekening kedua juga, uangnya harusnya tetap ada. Kecuali sebelum diblokir uang saya di rekening kedua dipindahkan. Tapi kan dua-duanya sudah diminta blokir bersamaan,” ujarnya.

Ketika dikonfirmasi soal keanehan pemblokiran tersebut, Direktur Utama BTPN Ongki Wanadjati Dana tak merespon. Pesan singkat yang disampaikan GATRA, hanya dibaca.

Selanjutnya, korban melaporkan aksi penipuan ini ke pihak Polres Metropolitan Jakarta Barat, Kamis 18 Juni lalu. Dengan Tanda Bukti Lapor, bernomor TBL/630/VI/2020/PMJ/Restro Jak Bar. Dalam tanda bukti lapor yang diterima GATRA, para pelaku dapat dijerat dengan Undang-undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

GATRA sudah mencoba mengkonfirmasi kasus ini ke Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Yulius Audie Latuheru. Hingga berita ini diturunkan, Yulius belum memberikan tanggapan.

10143