Surabaya, Gatra.com - Kasus positif Covid-19 di Jawa Timur Rabu kemarin (24/6) tercatat bertambah 183 dengan total menjadi 10.282 orang. Hal itu menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo, terutama wilayah Surabaya Raya.
Jokowi meminta semua pemerintah daerah dan instansi terkait menangani wabah Covid-19 dengan cara yang lebih terintegrasi. Jokowi meminta hal itu dilaksanakan selama penanganan Covid-19 dalam waktu dua minggu ke depan.
"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul dilakukan bersama-sama dan terintegrasi. Dari semua unit organisasi yang kita miliki. Baik di (pemerintahan) Provinsi Jawa Timur, pemerintah kota dan kabupaten," kata Jokowi di Gedung Negara Grahadi, Kamis (25/6)
Jokowi melanjutkan, manajemen wabah yang terintegrasi untuk menangani dan menekan angka penularan Covid-19 juga harus mencakup semua aspek. Mulai dari penanganan Covid-19 di wilayah kampung, desa, perkotaan hingga ke rumah sakit.
Dengan begitu, akan ada kerjasama yang baik selama penanganan Covid-19 di Jawa Timur. Terutama di wilayah Surabaya Raya. Jokowi meminta semua pemerintah daerah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo tidak bekerja sendiri dalam menangani wabah tersebut.
"Saya lihat memang yang paling tinggi (angka penularan Covid-19) adalah Surabaya Raya. Ini adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga dan dikendalikan terlebih dahulu. Gresik, Sidoarjo, dan kabupaten kota yang lain harus dalam satu manajemen," kata Jokowi.
Menurutnya, Surabaya Raya memang harus satu manajemen dalam penanganan wabah Covid-19. Salah satu sebabanya, adalah mobilitas masyarakat yang keluar dan masuk wilayah kota Surabaya dan sekitarnya.
Hal itu, lanjutnya, tentu berpengaruh pada semakin tingginya angka positif Covid-19 di wilayah Jawa Timur secara keseluruhan. Karenanya, manajemen penanganan untuk pasien Covid-19 di rumah sakit rujukan dan rumah sakit darurat pun harus terintegrasi.
"Dipilahkan mana (pasien Covid-19 dengan gejala) berat, mana yang ringan. Penempatannya di rumah sakit yang mana. Sehingga semua (pasien) tidak masuk di satu titik dan tidak menumpuk di satu rumah sakit," tuturnya.
Meski demikian, dirinya cukup mengapresiasi upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kota, dan kabupaten dalam hal melakukan pemeriksaan kesehatan massal. Mulai dari rapid test dan swab tes yang cukup masif dan agresif di Jawa Timur, khususnya Surabaya Raya.
"Saya ikuti terus, yang berkaitan dengan tes masif, pelacakan yang agresif, siolasi, dan treatment secara ketat. Ini harus diteruskan dengan jumlah yang lebih banyak," ujarnya.