Jakarta, Gatra.com - Perusahaan asal Indonesia siap memproduksi sebanyak 17 juta unit per bulan baju hazmat atau alat pelindung diri (APD). Hazmat berlebel INA United ini siap diproduksi setelah lolos uji ISO 16604.
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Reisa Broto Asmoro, dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Rabu (24/6), mengapresiasi berbagai pihak yang telah melakukan inovasi dan para ahli diplomasi yang mengawal proses pengujian dengan baik.
"Alhamdulillah, baju hazmat produksi Indonesia telah lolos uji ISO 16604. Bukan saja ini adalah salah satu hasil karya nyata dan penting dari tim pakar," ungkapnya.
Menurut Reisa, tim pakar tersebut beranggotakan 95 ahli senior dan 27 pakar muda dari berbagai disiplin ilmu. Lolosnya APD ini mendapat ISO 16604 tersebut merupakan bukti keahlian dan ketangguhan para ahli diplomasi Indonesia dari Konjen RI di New York, Amerika Serikat (AS), yang tak lelah mengawal proses tersebut.
Selanjutnya, Reisa menjelaskan bahwa pengujian ini bukan hanya dilakukan di AS, tetapi juga ada produsen yang mengirimkan contoh produknya untuk diuji ke Hong Kong, Singapura, dan Taiwan. Hasil dari pengujian produk mereka sangat memuaskan.
"Ternyata seluruh produksi mereka sukses mendapatkan rekomendasi, baju hazmat yang dihasilkan Indonesia ini bahkan dinilai lebih baik dan hemat biaya," ungkapnya dalam keterangan pers.
Produk ini nantinya siap diproduksi oleh asosiasi produsen tekstil sebanyak 17 juta unit per bulan. Jumlah ini jauh di atas angka kebutuhan APD dalam negeri yang hanya sekitar 5 juta unit per bulan.
Kabar baik tersebut diikuti dengan berita sistem informasi terintegrasi Bersatu Lawan Covid (BLC) yang kini sudah dimiliki Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Profesor Wiku Adisasmito, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas, dan Doktor Dewi Nur Aisyah, Ahli Epidemiologi, mempresentasikan cara menentukan zonasi tingkat penularan Covid-19 di daerah melalui sistem informasi terintegrasi BLC.
"Keberadaan BLC membuat kita dengan mudah dapat mendeteksi penyebaran kasus di Indoensia secara real-time sampai pada tahap kabupaten," ujarnya.
Reisa menjelaskan bahwa pemerintah tidak henti-hentinya berupaya menanggulangi pandemi Covid-19 ini dengan terus mendistribusikan berbagai macam bentuk APD dengan jumlah yang signifikan.
"Selama tiga bulan, Gugus Tugas Nasional telah mendistribusikan lebih dari 4,3 juta APD dan lebih dari 2,2 juta masker bedah, masker N95, shield cover, bouffant caps, googles, dan handscoon," ungkapnya.
Selain bantuan APD yang dibutuhkan oleh tenaga kesehatan, pemerintah juga mendistribusikan bantuan dalam bentuk fasilitas rumah sakit yang diperlukan untuk menangani pasien Covid-19.
"Lebih dari 2,5 juta PCR, RDT Kit, mesin RNA, ventilator portabel, dan reagen sebanyak 2.253.350 juta ke 34 provinsi," katanya.
Menurut Reisa, upaya pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 ini masih akan terus berlanjut dan terus diperbaiki. "Masih banyak peningkatan, perbaikan, dan penyempurnaan yang akan kami lakukan untuk memastikan semakin banyak yang sebuh dan semakin sedikit yang terpapar, dan masyarakat tetap sehat, produktif, dan aman dari Covid-19.
Ia juga berpesan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan terus menerapkan protokol kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari. Jangan lupa untuk jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan sesering mungkin. "Buktikan bahwa dengan bergotong-royong, kita dapat melewati pandemi ini," katanya.