Jakarta, Gatra.com - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) mengaku telah menyiapkan 600 modul terkait dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Hal itu, dilakukan sebagai bentuk arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim yang menyatakan bahwa pembelajaran di Pendidikan Tinggi (Dikti) masih akan tetap menggunakan metode PJJ hingga 31 Desember 2020 mendatang.
Sekertaris Ditjen Dikti, Paristiyanti Nurwardani, menyatakan, pihaknya telah menyiapkan 600 modul pembelajaran secara komplet, mulai dari pembelajaran di semester 1 hingga semester 8 guna menyajikan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas. Kemudian, modul PJJ tersebut akan berbasis pada enam penggerak sektor ekonomi yang ada di dalam RPJMN.
"Maka keenam sektor ekonomi ini 5 diantaranya adalah beruoa program studi. Jadi, pak Direktur [Belmawa] akan sangat banyak membuatkan berbagai macam modul-modul untuk PJJ di 5 sektor ekonomi selain pajak, untuk dibuat pada tahun ini," kata Paris saat hadir dalam telekonferensi daring, Selasa (23/6).
Paris melanjutkan, pihaknya juga dipastikan akan mengawal lebih kurang 600 modul tersebut dalam melengkapi modul yang saat ini sudah tersedia, guna mendorong ekonomi bangsa agar bergerak lebih maju.
"Ini semua seperti apa yang sudah dijelaskan Pak Dirjen [Dikti], Prioritas utama di perguruan tinggi (dalam 5 tahun ke depan adalah penciptaan SDM unggul pemimpin masa depan," jelas Paris.
Sementara itu, Direktur Belmawa Ditjen Dikti, Aris Junaidi juga mengatakan, target dari inovasi modul digital tersebut akan menunjukkan aspek keunggulan inovatif dalam modul digital, rancangan instruksional, pemanfaatan teknologi, student engagement, serta mengakomodasi siswa berkebutuhan khusus.
Disampaikan juga bahwa modul tersebut dapat dan mudah diakses secara daring dan terbuka melalui laman SPADA Indonesia.
Modul tersebut Juga akan memuat materi mata kuliah secara utuh untuk 1 semester atau sebagian sesuai dengan beban sks mata kuliah atau capaian pembelajaran minimal setara 1 (satu) sks yang ditetapkan pada rancangan pembelajarannya termasuk asesmen dan evaluasi. Serta Memanfaatkan beragam sumber belajar digital (objek pembelajaran) yang diproduksi sendiri (by design).
"Inovasi Modul Digital yang dihasilkan merupakan bahan ajar mandiri yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa di seluruh Indonesia untuk belajar kapan saja dan dimana saja secara daring," pungkas Aris.