Solo, Gatra.com – Solo Raya Polling kembali melakukan survey untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo. Dalam survey kali ini, selama tahun 2020 popularitas dan elektabilitas Gibran Rakabuming Raka melejit.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Solo Raya Polling, Suwardi, Selasa (23/6). Dalam surveinya ini, Gibran memiliki popularitas sebesar 99 persen. Dia melampaui hasil survei Purnomo dengan selisih lima persen saja.
”Dalam survey ini popularitas Gibran sangat tinggi, melampaui Purnomo yang hanya 94 persen,” ucap Suwardi pada Selasa (23/6).
Baca juga: Rekomendasi PDIP ke Gibran, Purnomo: Dia Anak Presiden
Survei ini digelar pada 14-20 Juni 2020 dengan 1.008 responden dan tersebar pada 128 titik. Responden yang dipilih merupakan mereka yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) pada Pilkada yang akan digelar bulan Desember mendatang.
Bahkan elektabilitas Gibran pada survei kali ini melesat mengungguli Achmad Purnomo. Tercatat Gibran memiliki elektabilitas 55 persen dan mengungguli Achmad Purnomo yang hanya 35 persen.
Tahun lalu Suwardi juga melakukan survei serupa melalui Laboratorium Kebijakan Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, nama Achmad Purnomo memiliki elektabilitas 38 persen. Sedangkan Gibran hanya mengantongi angka 13 persen pada survei tersebut.
"Pada survei kali ini elektabilitas Gibran meningkat 307 persen dari pada survei yang saya lakukan tahun lalu,” ucapnya.
Baca juga: Bocor! Mega Restui Gibran-Teguh Prakosa Maju Pilkada Solo
Namun dalam survei kali ini keduanya akan menang mutlak jika dipasangkan dalam Pilkada bulan Desember mendatang. Diperkirakan mereka akan memperoleh 90 persen suara. Meskipun dalam survei ini mereka memberikan alternatif nama lainnya untuk dipasangkan.
”Kalau dipasangkan Gibran-Purnomo memiliki elektabilitas 91 persen. Sedangkan jika Gibran-Teguh elektabilitasnya hanya 77 persen. Namun jika nama Purnomo-Teguh yang dimunculkan elektabilitasnya hanya 40 persen,” ucapnya.
Tahun lalu Suwardi menggelar survei serupa melalui Laboratorium Kebijakan Unisri. Namun kali ini dirinya menggelar survei melalui Polling Solo Raya karena menilai isunya cukup sensitif. ”Jadi saya nggak ingin survei ini berimbas pada nama lembaga pendidikan,” ucapnya.