Semarang, Gatra.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang menargetkan 5 % dari 1.6 juta penduduk kota lunpia mendapat layanan tes covid-19 sebagai bentuk upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam mengungkapkan, sejauh ini tes covid-19 baru menyasar 2,3 % dari total populasi di Kota Semarang.
"Kurang lebih ada 32.000 tes covid-19 yang kita lakukan. 13 ribu diantaranya adalah swab tes, sementara sisanya adalah rapid tes," rincinya, Selasa (23/6).
Ia menjelaskan, selama ini pihaknya menggencarkan tes massal covid-19 di tempat-tempat keramaian seperti pasar tradisional, cafe, swalayan ataupun pusat perbelanjaan modern. "Kita sasar terus tempat-tempat yang berpotensi menularkan virus corona karena ada keramaian masa disitu," jelasnya.
Disisi lain, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengungkapkan melonjaknya jumlah penderita covid-19 di kota yang ia pimpin merupakan bukti keseriusan pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona.
"Kami terus melakukan 300 - 500 tes covid-19 setiap harinya. Supaya apa? Supaya kita bisa benar-benar memutus mata rantai penyebaran virus corona. Supaya yang sakit bisa cepat diketahui dan mendapatkan pertolongan," tegasnya.
Saat disinggung terkait masuknya Kota Semarang ke dalam zona merah penyebaran covid-19, ia menilai penyebutan zona penyebaran virus corona harus didasarkan pada kondisi kesehatan real warganya.
"Bagi saya ini bukan pertandingan karena kita mengejar zona hijau secara alami, artinya semua warganya harus bener bener sehat. Untuk itu saya tidak ragu melakukan tes massal covid-19 dimana-mana," tandasnya.
Dilansir dari laman siagacorona.semarangkota.go.id, Selasa (23/6) pukul 16.14 WIB, jumlah kasus positif Covid-19 di Kota Semarang mencapai 594 orang.