Bantul, Gatra.com - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mulai Senin (22/6) menggelar tes swab dan tes cepat massal. Dinkes Bantul menargetkan tes tersebut untuk pelaku perjalanan dan pedagang pasar.
Kepala Dinkes Bantul Agus Budi Raharja menyatakan tes polyemerase chain reaction (PCR) dari hasil swab lendir disediakan untuk 5.000 orang yang akan dites dalam beberapa tahap. Selain itu, 8.000 pedagang di seluruh pasar di Bantul akan menjalani tes cepat atau rapid diagnostic test (RDT)
"Bantul menjadi satu-satunya kabupaten di DIY yang menggelar tes swab massal. Hari ini sampai Jumat (26/6) kami menargetkan 200 pelaku perjalanan," kata Agus di sela-sela tes swab di halaman Dinkes Bantul, Selasa (23/6).
Tes swab menyasar pelaku perjalanan karena kebanyakan mereka menjadi orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP) seusai dari luar kota. Menurut Agus, ada kecurigaan banyak warga dari luar kota yang kini di Bantul dan bekerja dari rumah telah terpapar Covid-19.
Selain 200 pelaku perjalanan, Dinkes akan memeriksa 100 tenaga kesehatan yang bertugas memeriksa pasien Covid-19 lewat tes swab. "Satu orang wajib melakukan dua kali tes swab dalam dua hari. Kami menargetkan tes swab dilakukan di banyak sektor karena sesuai instruksi presiden," ujarnya.
Untuk tes cepat, pada Rabu (24/6), sebanyak 700 pedagang di Pasar Bantul akan dites cepat dalam dua hari. Agus menyatakan pihaknya mendapat bantuan 2.000 unit tes cepat dari Pemda DIY. Untuk pengadaan virus transfer media ( VTM) atau wadah virus dan alat tes cepat, Dinkes juga menganggarkan Rp1,6 miliar.
Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY Irene mengapresiasi langkah tes swab massal oleh Pemkab Bantul. "Dengan hadirnya empat laboratorium untuk tes Covid-19, hasil tes bisa dipercepat. Terlebih dalam satu hari kami bisa melakukan tes 300-400 hasil swab," kata Irene.