Aljazair, Gatra.com - Badan Kesehatan Dunia, (WHO) mencatat pada hari Minggu bahwa terdapat 183.020 korban terinfeksi coronavirus baru dan 4.743 kematian akibat COVID-19 itu selama 24 jam terakhir.
Menurut WHO dikutip Alarabiya, Senin (22/6), jumlah total coronavirus global sekarang sebanyak 8.708.008 kasus, dan 461.715 telah meninggal dunia.
Menurut data dan grafik WHO, angka ini merupakan jumlah harian tertinggi kasus COVID-19 yang sebelumnya pada 18 Juni dengan 181.232 kasus.
Pada hari Sabtu, direktur regional WHO untuk Mediterania Timur Dr. Ahmed al-Mandhari, menyoroti dua perkembangan utama dalam penelitian coronavirus.
"Hanya minggu ini saja, penelitian yang sedang berlangsung telah menyebabkan 2 perkembangan utama. WHO mengumumkan bahwa dengan hidroksiroklorokuin dari Uji Solidaritas dihentikan, berdasarkan bukti bahwa hal itu tidak mengakibatkan pengurangan angka kematian pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit," kata al-Mandhari.
“Pada saat yang sama, hasil uji klinis awal dari Inggris menunjukkan bahwa deksametason, kortikosteroid, dapat menyelamatkan nyawa bagi pasien yang sakit kritis dengan COVID-19, termasuk pasien yang menggunakan ventilator,” tambahnya.
Kamis lalu, direktur regional WHO untuk Eropa , Dr. Hans Henri P. Kluge, menekankan betapa terpukulnya negara Eropa. Wilayah Eropa menyumbang 31 persen kasus dan 43 persen kematian secara global.
“COVID-19 masih dalam fase yang sangat aktif di banyak negara. Sangat penting bagi kami untuk terus memulihkan dan membangun kembali setelah penguncian, tetapi juga sangat penting bahwa pihak berwenang sepenuhnya berinvestasi dalam memiliki sistem pelacakan, pengujian dan penelusuran yang agresif untuk menghindari penguncian tambahan dalam beberapa minggu dan bulan ke depan seandainya virus melambung,” kata Kluge.
“Peringatan telah diluncurkan. Pembukaan kembali sekolah di beberapa negara telah mengakibatkan 'kasus' suar lokal dalam jumlah kasus dan kita harus tetap rajin mengangkat pembatasan dengan hati-hati. Saya ulangi. Risiko tetap tinggi di semua negara,” tambahnya.