Semarang,Gatra.com - Beberapa tempat hiburan dan destinasi wisata populer di Kota Semarang bakal dibuka kembali pada Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Jilid IV.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan tujuan dibukanya beberapa tempat wisata dan hiburan ini untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari sektor wisata yang sempat lesu saat pandemi.
"Dalam PKM Jilid IV yang mulai berlaku pada 22 Juni hingga 14 hari ke depan. Kami akan buka destinasi wisata populer di Kota Semarang, seperti Goa Kreo, Semarang Zoo, Kelenteng Sam Poo Kong, dan juga tempat karoeke keluarga," ujarnya, Sabtu (20/6).
Hendi sapaan akrabnya menjelaskan, pembukaan tempat hiburan dan wisata harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, pengukuran suhu tubuh, dan juga pembatasan pengunjung.
"Pengelola wisata juga harus menyediakan tempat cuci tangan atau hand santizer di pintu masuk atau di beberapa titik," paparnya.
Selain itu Hendi juga meminta kepada seluruh pengelola tempat wisata untuk menyediakan cheker guna mengantisipasi over kuota pengunjung.
"Kami hanya mengizinkan 50 persen pengunjung dari kapasitas yang tersedia. Jadi pengelola juga harus menyediakan checker supaya bisa memantau berapa pengujung yang masuk. Kalau sudah over kuota wajib ditolak," tegasnya.
Lebih lanjut, Hendi menerangkan tempat hiburan karaoke non keluarga juga diperbolehkan beroperasi sepanjang tidak menyediakan pemandu lagu atau PL.
"Kalau untuk tempat karaoke non keluarga juga boleh dibuka selama tidak menyediakan pemandu lagu. Kalau ada begitu-begitunya, saya minta tutup lagi saja," paparnya.
Khusus untuk destinasi wisata Kota Lama, pihaknya juga bakal mengintensifkan patroli dengan melibatkan porsonel TNI-Polri.
"Khusus untuk Kota Lama karena tidak berbayar dan tidak ada batasan area maka kami akan mengintensifkan patroli untuk mendisplinkan warga," bebernya.
Menurut Hendi, sebagai salah kota wisata yang cukup populer di Indonesia, tutupnya sektor pariwisata saat pandemi corona juga memukul para pelaku dalam industri ini.
"Maka kami juga berkewajiban menyokong hidup para pengelola wisata, karyawanya, tukang parkirnya, penjual makanan, oleh-oleh, suvenir dan lain sebagainya. Kalau takut terus, maka yang akan dikorbankan it banyak sekali karena kita tidak bisa memilih antara ekonomi atau kesehatan. Semua harus seiring sejalan," tandasnya.