Purbalingga, Gatra.com - Sejumlah objek wisata yang dikelola Perusahaan Daerah (PD) Objek Wisata Air Bojongsari (Owabong) Purbalingga, Jawa Tengah mulai dibuka untuk umum, Sabtu (20/6). Pada tahap ini, pengelola Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Purbalingga tersebut melakukan simulasi berbayar.
Manajer Operasional PD Owabong, Tonang Bangun Widiantoro mengatakan, uji coba publik ini dilakukan untuk memberikan gambaran kepada masyarakat terhadap protokol COVID-19 yang diterapkan di tempat wisata. Pihaknya telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan yang ketat.
"Pariwisata new normal ini berbeda dengan pariwisata sebelumnya. Yang pertama, kita harus wajib menyediakan cuci tangan, kedua pengunjung sendiri wajib menggunakan masker, ketiga social distancing itu harus dilakukan," kata dia di Owabong, Purbalingga, Sabtu (20/6) sore.
Tonang menjelaskan, khusus di Owabong Family Park yang merupakan objek wisata air, penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan sejak pengunjung memasuki loket. Petugas yang melayani pengunjung juga mengenakan pelindung wajah serta masker. Pengunjung yang datang pun harus bermasker. Tempat cuci tangan berupa wastafel dan sabun juga sudah tersedia di dekat pintu masuk.
Sebelum memasuki loket, pengunjung juga harus memasuki bilik disinfektan. Setelah keluar dari bilik itu, pengunjung diperiksa suhunya.
Pengunjung yang memiliki suhu tubuh kurang dari 37,5 derajat celsius diberi stiker berwana hijau. Sementara pengunjung yang memiliki suhu tubuh 37,5-37,7 derajat celsius diberi stiker kuning. Bila suhu tubuh di atas 37,5 derajat celsius, maka pengunjung dilarang masuk dan diperiksa di posko kesehatan.
Di dalam obwis, pengelola menyediakan cairan pembersih tangan serta papan imbauan bertuliskan "Dilarang Meludah" serta "Jaga Jarak". Tak hanya itu, di tepi kolam renang terdapat wastafel khusus untuk tempat meludah yang dialiri dengan air.
Uniknya, pengelola menghadirkan tokoh wayang Hanoman serta pengeras suara untuk mengingatkan para pengunjung tetap menjaga jarak serta mengenakan masker. Jumlah pengunjung juga dibatasi paling banyak 6.000 orang atau 30 persen dari kapasitas maksimal Owabong antara 12.000 dan 15.000 orang.
"Kita juga banyak (memasang) imbauan di lapangan. Kita beritahukan ada beberapa (informasi) dari narasumber kita baca pendapat yang disampaikan itu bahwa air tidak menularkan virus. Air (kolam) juga menggunakan klorin di new normal ini. Klorin yang digunakan 7-10 ppm," jelasnya.
Menurut dia, kandungan klorin yang tinggi ini memang membuat kondisi air tidak terasa segar seperti biasa. Meski sirkulasi air pada 16 kolam wahana sebenarnya sudah cukup baik. Pihaknya mengaku, hal tersebut dilakukan demi menjamin keamanan.
Tonang mengatakan, simulasi tersebut dilakukan hingga Minggu (21/6). Untuk langkah selanjutnya, masih membutuhkan rapat manajemen dan pemegang keputusan.
Terkait instruksi Gubernur Jawa Tengah nomor 2/2020 yang melarang atraksi kolam renang, pemandian air hangat, umbul, arum jeram dan wahana air untuk beroperasi pada masa pandemi COVID-19, Tonang menyatakan, pihaknya tetap akan mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, dia telah mempelajari pendapat sejumlah ahli kesehatan.
"Yah itu tadi, kita mencoba simulasikan dengan kadar air itu tadi. Kita sampaikan bahwa, memang virus dari beberapa yang kita baca itu tidak tertular lewat air. Kedua kita juga menggunakan klorin, jadi kita tidak lupa dengan protokol yang sudah kita jalankan dari depan sampai di dalam. Ya (tempat) meludah kita buat itu pun kita langsung aliri dengan air, supaya tidak berhenti. Jadi begitu meludah orang itu langsung ke (ter) buang," ucapnya.
Pengunjung asal Banyumas, Tirto Nugroho (18) mengaku mendapat informasi Owabong melakukan simulasi publik dari media sosial. Menurutnya, aturan yang diterapkan di objek wisata tersebut tidak memberatkan. "Ingin refreshing. Tidak sih mas, biasa saja, tidak memberatkan. Ini relatif aman, karena ada aturan jaga jarak dan harus bilas sendiri-sendiri," katanya.
Dari data PD Owabong, selain Owabong Family Park, pengelola juga melakukan simulasi protokol clean, health and safety (CHS) di tiga objek wisata yaitu Goa Lawa Purbalingga (Golaga) dan Sanggaluri Park. Pada hari pertama simulasi berbayar, Owabong Family Park dikunjung 150 orang, sementara Golaga 80 orang dan Sanggaluri Park, 35 orang wisatawan.