Mataram, Gatra.com- Sama seperti pemilihan kepala daerah (Pilkada) di tujuh daerah Kota/Kabupaten lainnya di NTB, peta Pilkada Lombok Tengah (Loteng) juga ikut buram lantaran pandemi corona saat ini. Namun, Pilkada Lombok Tengah bakal berbeda dengan yang lain. Hiruk pikuk dan dinamikanya dinilai akan lebih seru.
Lembaga Kajian Politik dan Kebijakan Publik NTB (M16) menganalisa pertarungan politik di Pilkada Lombok Tengah tidak sesederhana pikiran banyak orang. Kecerdasan dan visi-misi para kandidat akan menjadi senjata pamungkas memenangkan pertarungan, ketimbang sekadar popularitas para kandidat petarung.
“Pasti ada tantangan tersendiri bagi para kandidat untuk memenangkan pertarungan di daerah yang sedang berkembang pesat ini. Pilkada Lombok Tengah jelas beda. Dengan segala perkembangan yang ada saat ini di daerah itu, yang bisa memenangkan pertarungan jelas calon Bupati “Rasa” Gubernur,” kata Direktur M16, Bambang Mei Finarwantodi Mataram, Sabtu (20/6) malam.
Dikatakan, kondisi pandemi corona di Indonesia yang juga dirasakan di NTB, bisa menjadi semacam “ujian” pertama bagi para kandidat pasangan calon Kepala Daerah, termasuk di Lombok Tengah.
Menurutnya, Lombok Tengah saat ini bukan saja menjadi gerbang masuk NTB, karena Bandara Lombok. Lebih dari itu, Lombok Tengah dengan KEK Mandalika yang ada, sudah menjadi ikon nasional di kancah pariwisata internasional, setelah Mandalika ditetapkan sebagai satu dari lima destinasi superprioritas Indonesia.
Bambang mengatakan, kepemimpinan Bupati Lombok Tengah HM Suhaili FT dalam satu dekade terakhir sudah banyak memberi kemajuan bagi Lombok Tengah di berbagai sektor, termasuk sektor bergengsi “pariwisata”. “Toh, tak ada kekuasaan dan kepemimpinan yang abadi. Secara konstitusi kiprah Suhaili FT sudah segera berakhir di periode kedua sebagai Bupati Lombok Tengah. Nah, di Pilkada kali ini lah, semua harus dijawab. Siapa yang paling tepat meneruskan pemerintahan pasca Suhaili,” ujarnya.